Vaksinasi tidak hanya dibutuhkan anak-anak, tetapi juga orang dewasa sepanjang hidupnya.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi telah terbukti secara saintifik bisa mengurangi beban dari infeksi penyakit menular, yang bermanfaat bukan hanya pada anak-anak, tetapi juga pada orang dewasa. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia merilis rekomendasi terbaru vaksin untuk dewasa.
Ketua Satgas Vaksin Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Sukamto Koesnoe, dalam diskusi daring dengan media pada Senin (29/4/2024) menyampaikan bahwa vaksin merupakan upaya pencegahan penyakit. ”Banyak publikasi yang berhubungan dengan hitung-hitungan biaya vaksin yang kita beli dibandingkan pengobatan kalau sakit, itu biayanya jauh lebih besar kalau seseorang menderita sakit,” katanya.
Menurut dia, selama ini vaksinasi telah banyak diterapkan pada bayi dan anak-anak. Belakangan, manfaat vaksin untuk mencegah penyakit juga telah terbukti, sehingga PAPDI telah merekomendasikan vaksinasi untuk segala umur, termasuk kalangan dewasa dan lanjut usia. Selain 22 vaksin yang telah direkomendasikan tahun lalu, terdapat satu vaksin tambahan baru untuk tahun 2024, yaitu Pneumokokal Konjugat 15-valent (PCV15).
”Pemberian vaksin merupakan langkah penting dalam upaya perlindungan kesehatan masyarakat. PAPDI berkomitmen untuk terus menyediakan rekomendasi vaksin yang terkini dan berbasis bukti ilmiah untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat,” kata Ketua Umum Pengurus Besar PAPDI, Sally Aman Nasution.
Sally mengatakan, vaksin PCV15 juga telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk diberikan kepada bayi, anak-anak, dan dewasa guna memberikan perlindungan terhadap 15 serotipe kuman Streptococcus pneumoniae penyebab pneumonia.
Saat ini, pneumonia menjadi salah satu dari sepuluh kasus rawat inap terbanyak di Indonesia, dengan perkiraan biaya pengobatan rata-rata lebih dari Rp 18 juta untuk rawat inap selama 6 hari. Vaksin PCV15 ini diharapkan bisa mencegah infeksi dan menurunkan risiko keparahan dari pneumonia atau radang paru.
Anggota Bidang Pengembangan Profesi dan Penelitian PAPDI, Ceva Wicaksono Pitoyo, mengatakan, terdapat berbagai faktor risiko yang memengaruhi terjadinya pneumonia pada dewasa seperti faktor umur, pekerjaan, gaya hidup, kondisi kesehatan, atau karena bepergian.Selain itu, risiko pneumonia juga semakin tinggi apabila memiliki kondisi medis tertentu. Berbagai studi menunjukkan, vaksinasi pneumonia pada orang dewasa dapat membantu menurunkan risiko dari penyakit berbahaya ini.
Saat ini telah berkembang konsep imunisasi sepanjang umur.
Menurut Ceva, selain mencegah pneumonia, vaksinasi PCV juga dapat membantu mencegah beberapa penyakit lain, seperti radang selaput otak (meningitis), infeksi darah (bakteremia), dan radang telinga (otitis) yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus.
”Inilah mengapa, PCV menjadi salah satu vaksin yang direkomendasikan PAPDI untuk diberikan ke masyarakat populasi dewasa, guna menekan angka penularan pneumonia,” katanya.
Menurut PAPDI, penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi memiliki dampak signifikan terhadap kematian, kesehatan, dan kualitas hidup khususnya bagi orang dewasa. Pada negara maju, sebanyak 90 persen kasus kematian akibat infeksi saluran pernapasan bawah atau pneumonia dan sebanyak 90 persen kasus kematian akibat influenza melibatkan orang dewasa berusia di atas 65 tahun.
Penanganan penyakit kronik atau komorbid pada orang dewasa menjadi lebih sulit dengan adanya infeksi menular. Infeksi menular dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, menyebabkan komplikasi pada jantung dan pembuluh darah, juga dapat memperburuk gejala asma atau penyakit paru lainnya yang diderita.
Dijelaskan, pada penyakit pneumonia terdapat risiko resistensi antibiotik, yaitu bakteri, virus, jamur maupun parasit tidak mampu dimatikan oleh antibiotik. Vaksinasi pneumonia diharapkan bisa mencegah infeksi dan jika pun terpapar pneumonia tidak mengalami keparahan.
Vaksinasi pneumonia juga terus diperbarui seiring perkembangan penyakit. Sebelumnya, PCV7 dinilai cukup efektif tetapi kemudian diperbarui dengan adanya PCV10 dan PCV13, hingga kemudian muncul PCV15. Vaksin PCV15 dinilai bisa mencegah infeksi dari 15 jenis bakteri Streptococcus sehingga perlindungannya lebih luas daripada jenis vaksin sebelumnya.
Vaksinasi sepanjang umur
Penasihat Satgas Vaksin Dewasa PAPDI, Samsuridjal Djauzi, mengatakan, saat ini telah berkembang konsep imunisasi sepanjang umur. ”Jadi tidak fokus pada anak atau dewasa, tapi sepanjang umur,” katanya.
Samsuridjal menjelaskan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan, vaksinasi pada dewasa memiliki manfaat yang sama seperti halnya pada anak-anak. Vaksinasi dewasa ini pada umumnya merupakan vaksinasi lanjutan anak-anak, dengan beberapa tambahan tertentu.
Dia mencontohkan, kasus kejadian radang paru-paru (pneumonia) pada anak di bawah lima tahun cukup tinggi dengan angka kematian yang relatif tinggi, sementara angka kejadian pneumonia pada usia di atas 50 tahun sangat tinggi dengan angka kematian sangat tinggi. Ini artinya, orang tua juga membutuhkan perlindungan dari infeksi risiko pneumonia melalui vaksinasi.
Menurut Samsuridjal, orang yang berusia minimal 44 tahun seharusnya minimal telah mendapatkan vaksinasi influenza satu tahun sekali, pneumonia satu kali seumur hidup, dan imunisasi tetanus, difteri, pertusis 10 tahun sekali. ”Setiap orang, umur berapa pun dia maka harus menanyakan pada dirinya sendiri terkait vaksin, apa yang perlu didapatkan dan apakah sudah mendapatkannya,” ujarnya.