Pada hari Kartini kemarin, Edith Widayani dan Jessica Januar menyajikan musik yang dikemas sejumlah lagu.
Oleh
NINOK LEKSONO
·2 menit baca
Bulan Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April melahirkan inspirasi bagi kaum perempuan untuk menggali kembali perjuangan pahlawan emansipasi nasional kita. Ada selebrasi dengan festival berkebaya yang menghidupkan kembali busana tradisi Nusantara.
Bagi pemusik Edith Widayani (pianis) dan Jessica Januar yang akrab disapa JJ, momen ini mereka tandai dengan sajian musik yang dikemas dengan sejumlah lagu dan disertai monolog yang disampaikan oleh gadis belia Awana Stusya.
Program diawali dengan permainan piano Edith yang menggugah, meski berasal dari tempat yang jauh di Eropa. Dari karya Eugenie Rocherolle, antara lain ia mengambil ”Suvenir dari Paris” (Souvenirs de Paris) dan ”Suatu Hari di Roma” (Un Giorno a Roma).
Keduanya berhasil menyajikan musik yang indah.
Kedua pemusik kemudian menyajikan karya ”Siklus Sajak Usmar Ismail ‘Puntung Berasap’” yang musiknya digarap oleh Mochtar Embut. Dari tiga lagu ”Hidup”, ”Jika Kau Tahu” dan ”Cita-cita”, boleh jadi yang terakhir yang cukup akrab di telinga pencinta musik.
Satu lagi karya klasik Barat yang ditampilkan adalah ”Fraunliebe und Leben” (Cinta Seorang Wanita dan Kehidupan) karya Robert Schumann. Ada tiga babak dalam tembang puitik ini, yaitu ”Kisah Jatuh Cinta”, ”Kisah Perkawinan dan Anak-anak”, dan ”Kisah Kehilangan dan Duka”.
Setelah jeda, satu karya yang menarik adalah ”Seharusnya Wanita” dari Serial Musikal Nurbaya karya Ivan Tangkulung. Di sini lah monolog Awana tampil. Karya ini pula yang diulang sebagai penutup Konser yang diadakan di Balai Resital Kertanegara, Jakarta, Minggu (21/4/2024) lalu.
Tak sepenuhnya gamblang apa yang ingin ditampilkan oleh kedua seniwati musik yang dikenal akrab ini. Tetapi sebagai sajian musik, JJ yang selama ini dikenal sebagai soprano dan Edith seorang doktor dalam piano performance dan terakhir juga dikenal sebagai pendidik musik, keduanya berhasil menyajikan musik yang indah. Boleh jadi pesan menjadi pemusik yang unggul itulah yang ingin disampaikan keduanya di Hari Kartini.