Mahathir Diselidiki Komisi Antirasuah Malaysia, Dua Anaknya Bantah Terlibat
Komisi Antikorupsi Malaysia mengungkapkan, mantan PM Mahathir termasuk yang diselidiki terkait kasus dugaan korupsi.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
KUALA LUMPUR, MINGGU — Dua anak mantan Perdana Menteri MalaysiaMahathir Mohamad membantah pemberitaan yang menyebut mereka tengah diselidiki oleh Komisi Antikorupsi Malaysia. Melalui pernyataan tertulis, Sabtu (27/4/2024), keduanya menegaskan hanya menerima surat pemberitahuan agar membantu penyelidikan terhadap ayah mereka.
”Kami memahami, keseluruhan tindakan ini adalah untuk menentukan apakah ayah kami, Tun Dr Mahathir Mohamad, menyalahgunakan jabatannya untuk memperkaya kami,” kata Mokhzani Mahathir dan Mirzan Mahathir, dua anak mantan PM Mahathir, seperti dikutip Malay Mail.
”Kami bertekad untuk menyangkal tuduhan-tuduhan itu dan ingin membuktikan semua yang kami peroleh selama bertahun-tahun adalah melalui cara-cara yang sah, melalui saluran-saluran yang tepat tanpa melakukan pelanggaran apa pun,” jelas keduanya.
Sebelumnya, Kamis (25/4/2024), Komisioner Utama Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) Azam Baki mengungkapkan, mantan PM Mahathir termasuk yang diselidiki terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan Mirzan dan Mokhzani Mahathir. ”Saya ingin memastikan, dia (Mahathir) termasuk di antara mereka yang diselidiki. Ini menyusul penyelidikan terhadap putra-putranya,” kata Azam dalam pernyataan tertulis.
MACC sejak Januari lalu memerintahkan kedua putra Mahathir untuk melaporkan seluruh aset yang mereka miliki dan dikuasai sejak 1981, baik aset di dalam maupun luar negeri. Tahun 1981 adalah tahun ketika Mahathir diangkat sebagai perdana menteri.
Media Singapura, The Straits Times, pada akhir Maret 2024 melaporkan, Mahathir adalah target utama penyelidikan MACC sejak awal. Mokhzani, seperti dikutip The Straits Times saat itu, menyebut bahwa sang ayah yang kini berusia 98 tahun telah dijadikan tersangka utama kasus korupsi yang tengah diselidiki MACC.
”Ayah saya adalah tersangka utama. Kami adalah saksi atas apa pun yang mereka tengah selidiki,” kata Mokhzani.
Penyelidikan terhadap Mahathir dan keluarganya tidak terlepas dari penyelidikan yang dilakukan MACC terhadap sejumlah mantan pejabat era pemerintahan Mahathir, termasuk mantan Menteri Keuangan Daim Zainuddin. MACC memulai penyelidikan terhadap Daim, Mei 2023, atas dugaan penggelapan dana negara yang diperkirakan berjumlah 2,3 miliar ringgit atau sekitar 500 juta dollar AS pada 1997.
Daim adalah Menteri Keuangan 1984-1991 dan 1998-2001 serta Bendahara Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) pimpinan Mahathir dari 1984 hingga 2001. Dia dinilai berperan besar dalam menentukan arah kebijakan ekonomi pemerintahan Mahathir.
Penyelidikan MACC didasarkan, antara lain, pada laporan investigasi sejumlah media massa soal Pandora Papers, laporan kolaboratif soal catatan keuangan para politisi dan tokoh masyarakat global. Laporan itu, dan Panama Papers, menjadi dasar penyelidikan MACC.
Disebutkan, misalnya, bahwa Daim adalah salah satu warga Malaysia yang diketahui menyimpan kekayaannya di luar negeri dalam bentuk dollar AS ketika Asia tengah dilanda krisis ekonomi. Putra Mahathir, Mirzan, juga disebutkan dalam dokumen yang bocor tersebut.
Daim menolak permintaan MACC untuk mengisi laporan harta kekayaannya karena menilai hal itu menyimpang. Akhirnya, otoritas berwenang membekukan dan menyita sejumlah dana dari rekening bank miliknya dan keluarganya. Sejumlah aset milik Daim dan keluarganya juga dilaporkan telah disita, di antaranya Menara Ilham yang terletak di dekat Menara Petronas di Kuala Lumpur.
MACC menuding Daim tidak melaporkan 71 aset, termasuk 38 perusahaan, 25 properti, dan sejumlah mobil mewah. Daim telah menjalani sidang dugaan korupsi pada Maret 2024 dan menghadapi ancaman penjara hingga 5 tahun. Sang istri, Na’imah Abdul Khalid, juga didakwa dengan ancaman yang sama, yakni tidak melaporkan aset yang dimiliki serta dikuasainya.
Azam menolak menjelaskan status Mahathir dan substansi penyelidikan yang tengah dilakukan lembaganya terhadap keluarga tersebut. ”Biarkan penyelidikan selesai terlebih dahulu, sampai waktu yang tepat ketika kami dapat menyatakan temuan kasus ini,” katanya.
Kantor Mahathir belum memberikan komentar. Seorang ajudan Mahathir yang tak mau disebut namanya mengatakan kepada AFP bahwa tidak ada pemberitahuan kepada Mahathir yang memberitahukan adanya penyelidikan terhadap Mahathir.
Mahathir, yang pernah menjabat perdana menteri dua kali sejak tahun 1981, terlibat dalam persaingan dengan anak didiknya, Anwar Ibrahim, PM Malaysia saat ini. Persaingan politik keduanya mendominasi politik Malaysia selama beberapa dekade.
Anwar menjadi perdana menteri pada tahun 2022 setelah lebih dari 20 tahun menjadi pemimpin oposisi. Salah satu janjinya yang disampaikan saat berkampanye adalah memerangi korupsi dan fokus pada perekonomian. (AFP/REUTERS)