Indonesia Vs Uzbekistan: ”Garuda Muda” Kesulitan Kembangkan Permainan di Babak Pertama
Uzbekistan tampil agresif di babak pertama sehingga membatasi ruang gerak Indonesia untuk mengembangkan kreativitas.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim sepak bola Indonesia U-23 mendapatkan perlawanan sengit dari Uzbekistan pada laga semifinal Piala Asia di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Senin (29/4/2024) malam WIB. Uzbekistan yang mengambil inisiatif serangan sejak menit-menit awal mampu mengurung Indonesia sehingga kesulitan mengembangkan permainan.
Pelatih Indonesia Shin Tae-yong melakukan tiga perubahan susunan pemain mula dibandingkan dengan saat melawan Korea Selatan di perempat final. Perubahan susunan pemain, antara lain, terjadi pada pos bek kanan, Ilham Rio Fahmi digantikan Muhammad Fajar Fathur Rahman. Lalu, posisi penyerang Rafael Struick yang terkena hukuman akumulasi kartu kuning digantikan Ramadhan Sananta. Sementara itu, posisi bek tengah yang biasanya diisi Komang Teguh untuk kali ini diserahkan kepada Muhammad Ferarri.
Uzbekistan langsung mengambil inisiatif untuk menekan sejak pertandingan dimulai. Dimotori kapten Abdurauf Buriev, para pemain Uzbekistan mendominasi penguasaan bola dengan membangun serangan dari belakang.
Dominasi penguasaan bola Uzbekistan membuat tim ”Garuda Muda” kesulitan mengembangkan permainan. Tekanan bertubi-tubi dari Uzbekistan memaksa para pemain Indonesia menerapkan garis pertahanan medium sembari tetap menjaga kelebaran di sisi sayap. Dua bek sayap, Fajar dan Pratama Arhan, lebih sering turun membantu pertahanan untuk membentuk pola enam bek. Cara itu cukup ampuh dalam meredam agresivitas permainan Uzbekistan.
Merespons itu, Pelatih Uzbekista Timur Kaladze menginstruksikan para pemainnya untuk menerapkan taktik overload atau memperbanyak jumlah pemain di salah satu sisi sayap untuk memancing pemain Indonesia bergeser ke sana. Setelah pemain Indonesia terpancing bergerak ke salah satu sisi sayap, para pemain Uzbekistan dengan cepat mengubah arah serangan (switch play) ke arah sebaliknya.
Upaya Uzbekistan itu beberapa kali mampu merusak bentuk pertahanan Indonesia. Penyerang Uzbekistan, Ulugbek Khosimov, menjadi pemain yang paling merepotkan lini belakang Indonesia dengan kecepatannya. Khosimov bisa menembak sama baiknya dengan kaki kiri atau kanan sehingga, walaupun posisinya membelakangi gawang Indonesia, dia bisa berbalik dengan cepat dan melepaskan tembakan keras.
Beruntung kiper Indonesia, Ernando Ari Sutaryadi, mampu mempertahankan penampilan gemilangnya. Pemain klub Persebaya Surabaya itu jatuh bangun menyelamatkan gawangnya dari serbuan para pemain Uzbekistan.
Saat upaya serangan dari segala sisi masih membentur tembok pertahanan Indonesia, Uzbekistan coba memancing pemain Indonesia untuk keluar menekan. Saat bola mencapai tengah lapangan, mereka mengembalikannya ke kiper.
Pemain Indonesia menyadari strategi itu sehingga menahan diri untuk menekan agar tidak tercipta ruang di belakang bek yang bisa dimanfaatkan penyerang-penyerang cepat Uzbekistan.
Meski bermain di bawah tekanan, Indonesia sempat membuka harapan mencetak gol saat Witan Sulaeman dijatuhkan di sekitar kotak penalti Uzbekistan. Namun, harapan Indonesia mendapatkan hadiah penalti sirna setelah wasit Shen Yinhao membatalkan keputusannya setelah meninjau ulang melalui tayangan video asisten wasit (VAR).
Setelah momentum tersebut, Uzbekistan kembali melanjutkan dominasinya. Mereka sempat mengancam melalui Buriev yang melepaskan sepakan keras jarak jauh. Namun, upayanya masih membentur mistar gawang Indonesia.
Hingga babak pertama usai, Uzbekistan dan Indonesia belum mampu memecah kebuntuan. Skor 0-0 tetap bertahan hingga turun minum.