Balai Uji Perangkat Telekomunikasi Terbesar di ASEAN Diresmikan
Pemerintah kembali mengingatkan supaya semua perangkat telekomunikasi lolos uji sertifikasi dari Kemenkominfo.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Pemerintah akan segera meresmikan Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi atau Indonesia Digital Test House yang disebut-sebut sebagai salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Fasilitas ini memiliki 16 laboratorium yang akan menerima alat dan perangkat telekomunikasi, termasuk ponsel pintar, jam tangan cerdas, dan kendaraan cerdas, untuk diuji serta diterbitkan sertifikasi sebelum diedarkan ke pasar.
Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) berada di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika. Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, Kamis (2/5/2024), di Jakarta, mengatakan, BBPPT merupakan bagian integral dari ekosistem digital. Kewajiban uji sertifikasi bertujuan supaya produk telekomunikasi aman saat digunakan konsumen. Selain menerima alat dan perangkat telekomunikasi baru untuk diuji sebelum diedarkan, BBPPT bisa melakukan uji terhadap alat dan perangkat telekomunikasi yang sudah beredar di pasaran.
”Jika ditemukan tidak sesuai standar uji sertifikasi kami, alat dan perangkat telekomunikasi itu tidak layak dipasarkan. Hanya saja, sejauh ini dari hasil pengujian sampel produk telekomunikasi yang telah kami ambil di pasaran, kami belum menemukan yang tidak sesuai standar,” kata Budi.
Budi menyebutkan, BBPPT milik Kemenkominfo saat ini terletak di Tapos, Kota Depok, Jawa Barat. Proses pembangunan fasilitas yang memiliki 16 laboratorium ini dilakukan saat Jhonny G Plate masih menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, yakni sekitar Maret 2021.
Luas lahan BBPPT mencapai 22.723 meter persegi dengan luas bangunan mencapai 12.000 meter persegi. Budi mengatakan, total anggaran pembangunan fasilitas tersebut sekitar Rp 1 triliun. Beberapa fasilitas pengujian yang berada di dalam laboratorium, menurut dia, tidak ada di negara Asia Tenggara lainnya.
”Belum lama selesai (pembangunan BBPPT). Kemungkinan akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dalam waktu beberapa pekan mendatang. Kami bisa mengatakan, fasilitas yang dimiliki oleh BBPPT sebagai salah satu yang terbesar di Asia Tenggara,” ucap Budi.
Proses pembangunan fasilitas yang memiliki 16 laboratorium ini dilakukan saat Jhonny G Plate masih menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, yakni sekitar Maret 2021.
BBPPT mengemban tiga peran strategis. Pertama ialah melindungi konsumen dari ketidaksesuaian emisi alat dan perangkat telekomunikasi yang berpotensi mengganggu. Sebagai gambaran, BBPPT memiliki laboratorium yang mampu mengukur sejauh mana batas toleransi radiasi yang dikeluarkan oleh ponsel pintar dan jam tangan cerdas untuk konsumen.
Peran kedua, yaitu gerbang arus keluar masuk produk-produk elektronik ekspor ataupun impor, termasuk membantu industri dalam negeri supaya dapat masuk ke pasar global. Adapun peran ketiga adalah manajemen spektrum nasional yang menjamin interoperabilitas dan perlindungan dari interferensi antarpengguna perangkat telekomunikasi.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kemenkominfo Ismail menambahkan, BBPPT hanya diperuntukkan untuk pengujian compatible alat dan perangkat yang menyambung dengan layanan telekomunikasi seluler, tidak sampai mengukur porsi kandungan komponen dalam negeri. Pengukuran seperti ini tetap dilakukan oleh PT Sucofindo, perusahaan milik negara di bidang jasa pengujian dan sertifikasi.
”Apabila ada masalah penipuan fitur yang ada di suatu produk gawai yang diperjual-belikan, seperti spesifikasi fitur tidak sesuai yang diiklankan, itu akan ditangani oleh Kementerian Perdagangan. BBPPT menguji dan mengawasi compatible teknik yang berhubungan dengan telekomunikasi (termasuk berhubungan dengan spektrum frekuensi). Sampel gawai ataupun alat bantu penerima siaran digital itu diuji di sini,” ujar Ismail.
BBPPT menguji dan mengawasi compatible teknik yang berhubungan dengan telekomunikasi (termasuk berhubungan dengan spektrum frekuensi).
Kepala BBPPT Syaharuddin menyampaikan, sejauh ini pihaknya bisa menerima sampai 7.000 permintaan pengujian per tahun. Kapasitas laboratorium BBPPT yang kini berada di Tapos, Jawa Barat, mampu menguji 5.000 alat dan perangkat telekomunikasi per tahun.
”Kami berupaya bekerja sama dengan lembaga pengujian yang sama di luar negeri supaya standar uji sertifikasi yang kami keluarkan itu diakui juga di tingkat internasional,” ucapnya.