SURABAYA, KOMPAS — Pelayanan tanpa pamrih bahkan saat dikhianati menjadi pesan dalam perayaan ekaristi Kamis Putih di Gereja Hati Kudus Yesus atau Katedral Surabaya, Jawa Timur, Kamis (28/3/2024) malam.
Pelayanan hadir dalam peristiwa Yesus membasuh kaki para murid atau 12 rasul sebelum perjamuan malam terakhir. Pengkhianatan merupakan tindakan Yudas Iskariot, salah satu murid, yang menyerahkan Yesus untuk penyaliban.
”Yesus tahu akan dikhianati, tetapi tetap melayani dan memberikan teladan,” ujar Administrator Diosesan Keuskupan Surabaya RD Yosef Eko Budi Susilo dalam homili atau khotbah Kamis Putih di Katedral Surabaya.
Kamis Putih mengawali rangkaian Trihari Suci untuk menyambut Paskah. Setelah Kamis Putih ialah ibadat Jumat Agung yang mengenang sengsara dan wafat Yesus dalam penyaliban. Selanjutnya ialah Sabtu Suci atau Vigili Paskah mengenang penantian kebangkitan Yesus. Puncaknya ialah Minggu Paskah.
Eko mengatakan, umat Katolik di Keuskupan Surabaya tentu jangan mencontoh Yudas yang berkhianat demi kepentingan duniawi. ”Harus selalu meneladankan Yesus, Tuhan kita, dengan melayani dan melayani,” katanya kepada 5.000 orang umat yang hadir di Katedral Surabaya.
Dalam jumpa pers Perayaan Paskah sebelum Kamis Putih, Pastor Kepala Paroki Hati Kudus Yesus RD Cornelius Triwidya Tjahja Utama mengatakan, umat terus mendoakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia tetap terjaga dalam situasi kontestasi politik pemilihan umum.
Bersamaan dengan masa puasa atau Ramadhan, persatuan dan kesatuan bangsa tetap kuat dalam semangat kasih dan solidaritas. ”Kontestasi pilpres sudah diumumkan dan kami mendoakan situasi masyarakat tetap aman dan tertib,” ujar Utama.
Di setiap perayaan ekaristi, umat selalu diajak untuk mendoakan bangsa dan negara, termasuk pemimpin dan aparatur. ”Dalam rangkaian perayaan Paskah, umat tentu kembali diajak untuk mendoakan bangsa dan negara,” kata Utama.
Di Gereja Roh Kudus, Kamis Putih dihadiri sekitar 3.000 pemeluk Katolik. Hujan tak menyurutkan umat untuk mengikuti misa yang dipimpin RP Thomas Bani SVD.
Dalam homili, pastor Paroki RD Yohanes Setiawan mengatakan, ada banyak ragam pemimpin. Namun, yang utama ialah pemimpin seperti yang Yesus tunjukkan dengan melayani dan rendah hati.
Pemimpin pelayan berarti melayani di paroki dan semua kelompok kategorial. Memang tidak mudah untuk terus melayani dan rendah hati meski dalam pelayanan ada juga umat yang selalu merasa kurang dilayani.
Jadi, menurut Setiawan, saling melayani, baik di dalam gereja maupun di masyarakat, harus dengan kasih yang tulus.