Saat Pengalaman Bayern Muenchen Membungkam Kemampuan Arsenal
›
Saat Pengalaman Bayern...
Iklan
Saat Pengalaman Bayern Muenchen Membungkam Kemampuan Arsenal
Di Allianz Arena, pengalaman menang atas kemampuan. Bayern dengan pengalamannya kembali menjadi hantu terbesar Arsenal.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
MUENCHEN, KAMIS — Satu gol memisahkan pemenang dan pecundang dalam perempat final antara Bayern Muenchen dan Arsenal. Meskipun skor akhir terpaut sangat tipis, perbedaan kedua tim dalam pengalaman tampak begitu timpang. Bayern membuktikan, pengalaman bukan mitos belaka.
Bayern meraih tiket ke semifinal Liga Champions setelah menang 1-0 atas Arsenal di Stadion Allianz Arena pada Kamis (18/4/2024) dini hari WIB. Gol tunggal bek sayap tuan rumah Joshua Kimmich menjadi pembeda dalam laga yang berlangsung ketat hingga sejam lebih tersebut. Bayern lolos dengan agregat 3-2.
”Kemenangan yang luar biasa. Musim ini sangat sulit untuk kami. Kami harus berjuang melewati itu. Kami tahu bisa membuat perbedaan di depan para pendukung sendiri. Ekspektasi di klub ini adalah selalu mencoba untuk menjuarai Liga Champions,” kata penyerang Bayern Harry Kane kepada TNT Sports.
Terakhir kali tampil di fase gugur, tujuh tahun silam, Arsenal juga disingkirkan Bayern dalam babak 16 besar dengan agregat 2-10. Walaupun tidak kalah telak seperti dulu, hasil kali ini lebih menyakitkan untuk skuad Arsenal. Itu terlihat jelas dari Martin Odegaard dan rekan-rekan yang tertunduk lesu dengan wajah muram.
Bagaimana tidak, Arsenal jauh lebih diunggulkan dalam duel perempat final tersebut. Itu adalah skuad terbaik ”Si Meriam” dalam satu dekade terakhir. Hal sebaliknya dialami Bayern. Namun, pengalaman berbicara banyak. Arsenal baru kembali ke Liga Champions musim ini, saat Bayern tampil setiap musim.
Gol tunggal Bayern memisahkan kedewasaan kedua tim. Setelah tampil dengan pertahanan rapi selama 63 menit, Arsenal kecolongan gol yang tidak diduga. Tim asuhan Manajer Mikel Arteta itu tidak mewaspadai pergerakan Kimmich ke kotak penalti untuk menyambut umpan silang Raphael Guerreiro.
Kami membuat kesalahan besar di kotak penalti dan kemasukan. Setelah itu, kami mencoba segala cara, tetapi semua jadi lebih sulit.
Kimmich, peraih juara Liga Champions 2019-2020, jarang masuk kotak penalti. Dia lebih banyak membantu Leroy Sane di sisi kanan. Namun, Kimmich melihat lubang di pertahanan Arsenal yang terlalu fokus pada Sane. Detail kecil itu menjadi pembeda. Semua pemain Arsenal hanya menonton pergerakannya dalam proses gol.
”Anda bisa melihat hari ini, tidak boleh ada kesalahan sama sekali di level seperti ini. Kami membuat kesalahan besar di kotak penalti dan kemasukan. Setelah itu, kami mencoba segala cara, tetapi semua jadi lebih sulit. Kami memiliki banyak momen, hanya saja tidak punya percikan yang cukup di kotak penalti,” ujar Arteta.
Bayern seperti mencium bau darah setelah unggul. Tim tamu terlihat panik dengan berbagai kesalahan umpan dan koordinasi. Adapun Bayern hanya unggul tipis dalam jumlah tembakan 8-7 dan penguasaan bola 50,9 persen sebelum gol. Arsenal hanya mampu mencatatkan satu tembakan seusai gol, saat Bayern menciptakan tujuh kali.
Tidak hanya dini hari tadi, Arsenal juga melakukan dua kesalahan fatal di pertahanan yang berbuah sepasang gol dalam laga pertama. Hal itu yang membuat Arsenal gagal menang di kandang. ”Momen sangat kecil bisa menjadi pembeda. Kami kalah melawan tim yang memiliki banyak pengalaman,” tambah Arteta.
Menurut Squawka, Arsenal sudah lima kali disingkirkan Bayern dalam fase gugur Liga Champions. Hanya Real Madrid (6 kali), oleh Bayern, yang disingkirkan lebih banyak oleh satu tim dalam sepanjang sejarah turnamen. Adapun sejak 2012, Arsenal sudah empat kali ditendang dari turnamen oleh Bayern.
Pertarungan catur Tuchel versus Arteta
Perbedaan pengalaman juga tampak dari sisi lapangan. Bayern dipimpin Pelatih Thomas Tuchel yang pernah mengantar Chelsea juara Liga Champions 2020-2021. Sementara itu, Arteta baru merasakan pertama kali berada di turnamen terbesar se-Eropa tersebut. Tuchel memenangi pertarungan catur karena lebih dewasa.
Tuchel tidak khawatir bermain agak pragmatis di depan pendukung sendiri. Bayern kembali memakai blok tengah yang digunakan di laga pertama. Mereka tidak agresif menekan saat Arsenal membangun serangan dari bawah. Seperti diketahui, tim tamu selalu kesulitan menghadapi blok tengah sepanjang musim ini.
Dengan strategi agak defensif, Bayern hanya menghasilkan satu tembakan sasaran selama 45 menit pertama. ”Itu adalah permainan catur di babak pertama. Tidak satu pun ingin melakukan kesalahan. Semua bermain aman. Ada momen untuk kami, ada juga untuk Arsenal. Kami bermain lebih berani di paruh kedua. Hasilnya fantastis,” ujar Tuchel.
Arsenal jauh lebih agresif saat tanpa bola. Mereka berani memainkan blok tinggi, termasuk menekan kiper lawan Manuel Neuer. Namun, agresivitas tim tamu tidak banyak berarti. Bayern sangat tenang ketika memegang bola. Neuer selalu bisa menjadi pemain ekstra untuk memecah tekanan lawan.
Serangan dari sisi kanan Bayern sangat berbahaya. Setelah turun minum, percobaan sundulan gelandang Leon Goretzka membentur mistar gawang. Semua itu bermula dari umpan silang Kimmich yang dibiarkan bebas oleh para pemain Arsenal. Daya tarik Sane begitu besar.
Menurut Arteta, sebagai tim yang minim pengalaman, penampilan mereka sudah melebihi ekspektasi. ”Klub ini sudah tidak tampil di Liga Champions selama tujuh tahun. Itulah realitasnya. Tetapi kami sudah sangat dekat. Kami harus melewati rasa sakit ini dan bangun dengan sikap yang sama seperti sebelumnya,” ujarnya.
Dengan hasil ini, Bayern bisa mengobati pilu kehilangan gelar juara Liga Jerman yang baru saja diraih oleh Bayer Leverkusen pada akhir pekan lalu. Di sisi lain, Arsenal sedang berada dalam tepi jurang. Mereka berpotensi mengakhiri musim dengan nirgelar seusai hasil buruk dua laga terakhir. (AP/REUTERS)