JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo memberikan penghormatan terakhir pada almarhumah BRA Mooryati Soedibyo di rumah duka yang juga kediaman pribadinya di Jalan Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024) siang. Selain Presiden, juga hadir sejumlah pejabat negara, mantan pejabat negara, pengusaha nasional, dan figur publik lainnya yang memberikan penghormatan terakhir untuk almarhumah.
Presiden tiba di lokasi sekitar pukul 11.40 WIB. Putri Kus Wisnu Wardani, putri dari almarhumah, menyambut dan menemani Presiden masuk ke aula rumah tempat jenazah disemayamkan. Presiden ditemani Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Presiden ikut mendoakan almarhumah bersama keluarga.
Setelah itu, Presiden ditemui keluarga almarhumah di ruangan terpisah. Presiden meninggalkan rumah duka pukul 12.10 WIB tanpa memberikan keterangan kepada pers.
Selain Presiden, juga hadir mantan pejabat negara, antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian 2009-2014 Hatta Rajasa, Menteri Perindustrian 2009-2014 MS Hidayat, Kepala Badan Ekonomi Kreatif 2015-2019 Triawan Munaf, dan mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Boy Rafli Amar.
Tampak hadir Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Arsjad Rasjid; pengusaha nasional Garibaldi ”Boy” Tohir; sejumlah figur publik, seperti Putri Indonesia 2004 Artika Sari Devi bersama suaminya, Baim; dan Putri Indonesia 2001 Angelina Sondakh.
Ditemui wartawan di sela-sela acara, Putri mengatakan, ibunya selalu menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Namun, karena usianya yang sudah 96 tahun, sakit yang kelihatannya sepele, seperti maag, cukup mengganggu kesehatan. ”Ada beberapa kali infeksi seperti maag. Sudah sembuh, sudah diizinkan pulang oleh dokter. Tapi, maag untuk orang sepuh itu, kan, luar biasa,” ujarnya.
Almahum menikmati masa tuanya dengan sangat bahagia karena sudah bangga menyaksikan anak, cucu, cicitnya beranjak dewasa.
Semasa hidupnya, lanjut Putri, Mooryati dikenal berkomitmen di dunia pendidikan, industri kosmetika, dan perdagangan. Ia mengatakan, almahumah menikmati masa tuanya dengan sangat bahagia karena sudah bangga menyaksikan anak, cucu, cicitnya beranjak dewasa.
Mooryati tutup usia pada Rabu (24/4/2024) pukul 01.00 WIB pada usia 96 tahun. Almarhumah yang lahir pada 6 Januari 1928 dimakamkan di Tapos, Bogor, Jawa Barat, Rabu siang.
Putri mengatakan, ibunya jarang bertemu orang sejak pandemi Covid-19. Keputusan ini diambil sesuai saran dokter karena kondisi ibunya semakin melemah. ”Kalau kena flu sedikit saja repot karena harus dirawat dan sebagainya. Beliau kami sayang-sayang dan menikmati keluarga kecil bersama beliau di tiga-empat tahun akhir hidupnya,” katanya. Ibunya menikmati masa tua setelah menyelesailkan segala tugas dan tanggung jawab.
”Setelah menjadi wakil ketua MPR, beliau tidak lagi menjabat di Mustika Ratu. Beliau mengabdikan diri ke dunia pendidikan dan berbagi apa yang sudah beliau lalui di dunia usaha, kecantikan, dan keperempuanan,” ujar Putri.
Adapun Hatta Rajasa mengenang Mooryati sebagai sosok yang bijak. Kematangannya di dunia usaha, politik, dan jaringannya yang luas membuat dia dihormati dan disegani berbagai kalangan.
Dia mengatakan, publik bisa belajar dari teladan Mooryati yang tidak pernah lelah mengenyam pendidikan walau di usianya yang tengah senja. ”Beliau masih mengambil pendidikan doktor. Ini menunjukkan betapa hebat dan uletnya sosok ibu ini,” ujar Hatta.
Corporate Public Relations and Promotion Manager PT Mustika Ratu Tbk Mega Angkasa menyampaikan keterangan resmi keluarga atas dukacita mendalam pada kepergian BRA Mooryati Soedibyo, pendiri perusahaan produsen kosmetik alami dan suplemen kesehatan herbal tersebut.
”Beliau dikenal sebagai perempuan yang sangat aktif dan memberikan kontribusi besar kepada bangsa dan negara,” kata Mega.
Selama hidupnya, almarhumah pernah menerima puluhan penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya, Upakarti, penghargaan di bidang perindustrian karena berjasa merawat budaya Indonesia dari Presiden Soeharto pada tahun 1989, serta Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena jasanya dalam berbagai bidang tahun 2009 silam.
Baru-baru ini, Mooryati juga menerima penghargaan dari Ibu Negara Thailand Pakpilai Thaivisin atas dedikasinya sebagai perempuan yang luar biasa dalam memberikan pengabdian sepanjang hidup terhadap industri spa dan kesehatan.
Tidak hanya di bidang bisnis kecantikan dan kebudayaan, Mooryati juga sempat aktif di dunia politik dan dipercaya menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI periode 2004-2009.
Mooryati berhasil membawa dan bahkan membuat warisan Indonesia naik kelas dengan menghasilkan produk kecantikan dan kesehatan yang berhasil dipasarkan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga mancanegara.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani, kepada Kompas, mengakui sosok Mooryati berhasil membawa dan bahkan membuat warisan Indonesia naik kelas, dengan menghasilkan produk kecantikan dan kesehatan yang berhasil dipasarkan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga mancanegara.
”Tentunya ini bukan pencapaian yang sederhana. Terlebih lagi, dalam memperkuat branding industri Indonesia di mata internasional, dengan membawa sentuhan tradisional yang sangat kental dengan budaya kita dan menjadi daya tarik tersendiri di pasar global,” ujarnya.
Sosok Mooryati, menurut Shinta, juga bisa dikatakan mendorong perkembangan industri kecantikan di Indonesia di era 1990-an dengan mencetuskan ajang Puteri Indonesia pada tahun 1992. ”Selain memperluas wadah bagi wanita Indonesia untuk tampil dan dikenal di dunia internasional, ajang ini tentunya juga menjadi katalis bagi perkembangan industri fashion, kosmetik, hingga media lifestyle dalam negeri untuk semakin naik kelas,” ucapnya.
Adapun Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sekaligus Wakil Ketua MPR 2019-2024, Hidayat Nur Wahid, menilai Mooryati Soedibyo adalah teladan karena gigih menjaga dan melaksanakan amanat selama menjabat sebagai keluarga MPR, saat dirinya menjadi Ketua MPR 2004-2009. Ia mengingat Mooryati sebagai pimpinan yang tidak pernah absen mengikuti kegiatan di MPR, selalu tepat waktu, aktif memberikan masukan.
"Sebagai senior dan pengusaha sukses, dari kalangan ningrat, beliau tidak jumawa, apalagi besar kepala, memaksakan kehendak. Justru beliau sangat ramah, ngemong, dan tidak segan untuk bertanya untuk hal yang beliau merasa tidak menguasai," jelas Hidayat kepada Kompas.
Ia mengingat ketika Mooryati mampu tetap nenjalankan amanah sebagai pimpinan MPR sembari menyelesaikan tugas pembuatan disertasi doktoral di Universitas Indonesia, yang tidak mudah. Saat itu, Mooryati mengambil jurusan Manajemen Strategis di usianya yang sudah di atas 75 tahun.
"Beliau tetap bersemangat belajar, meneliti, dan menyelesaikan disertasi. Beliau teladan dalam belajar dan bekerja hingga tuntas. Semoga itu semua menjadi tambahan pemberat timbangan kebaikan untuk almarhumah," ujarnya.