Konten berkualitas membuat pers dapat berperan mewujudkan demokrasi yang sehat.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harian Kompas menerima delapan penghargaan, berupa empat gold winner dan empat silver winner, pada perhelatan Serikat Perusahaan Pers atau SPS Awards 2024 yang digelar di Jakarta, Selasa (30/4/2024). Penghargaan SPS Awards yang ke-15 tahun ini mengusung tema ”Pers Sehat, Demokrasi Kuat”.
Penghargaan SPS Awards 2024 untuk harian Kompas diterima Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Adi Prinantyo. Kompas menerima penghargaan pada kategori Indonesia Young Readers Awards (IYRA) yang menyediakan rubrik khusus untuk anak muda di kategori website (gold winner). Selain itu, Kompas meraih penghargaan pada kategori Indonesia Digital Media Awards (IDMA) sebagai media sosial terbaik (silver winner).
Pada kategori Indonesia Print Media Awards (IPMA) untuk penerbitan pers Indonesia, Kompas meraih enam penghargaan. Prestasi lain yang diraih Kompas adalah pada subkategori infografis (dua silver winner), foto jurnalistik (silver winner), serta editorial (gold winner). Penghargaan IPMA lainnya untuk Kompas adalah pada subkategori laporan investigasi (gold winner). Selain itu, Kompas juga menjadi surat kabar nasional terbaik (gold winner).
Adi mengatakan, bagi Kompas, SPS Awards ini menjadi pemacu untuk meneruskan komitmen pada jurnalisme berkualitas. Kompas dilahirkan karena jurnalisme dan akan setia menekuni dunia ini meski kini menghadapi banyak tantangan.
”Kami percaya dan meyakini bahwa jurnalisme berkualitas tetap bisa eksis dan berpengaruh di platform mana pun, baik cetak maupun digital,” kata Adi.
Sementara itu, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu mengapresiasi upaya SPS sebagai salah satu konstituen Dewan Pers dalam rangka menegakkan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 bahwa pers harus independen dan merdeka. ”Ini menjadi salah satu cara pemenuhan hak konstitusional warga negara,” kata Ninik.
Hakikat UU Pers, ujar Ninik, tidak hanya untuk melindungi pers dan perusahaan pers, tetapi juga melindungi pemenuhan hak konstitusional warga negara yang dijamin konstitusi. ”Karena itu, kerja kolaboratif untuk keberlanjutan media tidak hanya dilakukan pers. Butuh peran pemerintah, penegak hukum, dan masyarakat sipil, baik individu maupun korporasi atau NGO. Sebab, yang dilakukan pers sebagai pilar keempat demokrasi bukan hanya tanggung jawab insan pers,” jelas Ninik.
Perusahaan pers yang profesional, lanjut Ninik, harus diperjuangkan. Kini ada aturan tentang standar perusahaan pers profesional. Bukan sekadar berbadan hukum pers, melainkan juga punya persyaratan penting bahwa konten harus bagus.
”Tidak bisa ditawar, konten pers harus berkualitas karena ini untuk menjaga martabat. Kalau menurunkan kualitas konten, berarti menurunkan kualitas pers,” kata Ninik.
Ketua Umum SPS Januar P Ruswita menyebutkan SPS Awards sebagai bentuk apresiasi karya jurnalistik yang unggul dari rekan-rekan media, pers kampus, serta korporasi/institusi di seluruh Indonesia. Dalam 10-20 tahun terakhir ini, teknologi digital berkembang sangat pesat, merasuki dan memengaruhi hampir semua sektor industri. Tidak terkecuali industri media, termasuk media cetak, televisi, dan radio ikut terdampak.
SPS Awards menjadi pemacu untuk meneruskan komitmen pada jurnalisme berkualitas.
Dengan semangat menjaga marwah pers nasional sebagai bagian agen perubahan kehidupan yang lebih baik dan bagian pencerdas bangsa, industri media, dalam hal ini media cetak, tetap setia terbit dengan produk-produk jurnalistik yang mengedepankan jurnalisme berkualitas dan bertanggung jawab.
”Media cetak terus berkreasi dan berinovasi dengan menampilkan perwajahan halaman yang dinamis, dengan memadukan teks, foto, animasi, data, dan warna dalam desain infografis yang menarik dan memikat para pembaca,” papar Januar.
Januar menambahkan, SPS merupakan organisasi perusahaan pers tertua yang lahir 78 tahun lalu, di mana sebagian besar anggotanya adalah perusahaan media cetak. SPS Awards tahun ini menghadirkan beberapa kategori kompetisi, yakni Indonesia Print Media Awards (IPMA), Indonesia inhouse Magazine Awards (InMA), Indonesia Young Readers Awards (IYRA), Indonesia Students Media Awards (ISMA), dan Indonesia Digital Media Awards (IDMA).
”Sejalan dengan perkembangan teknologi digital, selain menggelar kompetisi IPMA, InMA, IYRA, dan ISMA, SPS juga mengapresiasi media-media yang sudah melakukan transformasi ke platform digital, melalui IDMA, Indonesia Digital Media Awards,” ujar Januar.
Jumlah entri SPS Awards tahun ini meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. SPS Awards 2024 diikuti oleh 719 entri, yang terdiri dari 299 entri kategori IPMA, 205 entri kategori InMA, 12 entri kategori IYRA, 85 entri kategori ISMA, dan 118 entri kategori IDMA.
Peningkatan tersebut, tambah Januar, mengindikasikan media-media cetak bisa bertahan dan tetap eksis, kemudian media-media kampus juga masih disukai dan portal berita berkembang baik. ”Insya Allah, industri media bisa tetap eksis serta mampu melakukan transformasi ke platform digital dengan mengembangkan juga media-media portal beritanya,” ujar Januar.
Sekretaris Jenderal SPS Pusat Asmono Wikan mengatakan, SPS Awards merupakan kompetisi bergengsi dan komprehensif bagi industri media, sekaligus pencapaian paripurna bagi korporasi, institusi, dan pemerintah daerah di bidang publikasi internal. Anugerah SPS Awards dihadiri pimpinan perusahaan pers, pimpinan humas lembaga pemerintah dan korporasi, serta pengelola pers mahasiswa se-Indonesia.
”Perhelatan SPS Awards 2024 menegaskan peran pers dalam membangun demokrasi saat ini telah terimplementasikan dalam berbagai peran penting. Pers tidak saja semata menjadi institusi penyebarluasan informasi bagi publik, tetapi juga merepresentasikan fungsi kontrol, fungsi kritik, sekaligus memberikan ruang bagi partisipasi publik. Pers adalah salah satu elemen penting penopang demokrasi. Maka, keberadaan pers yang sehat, baik sehat secara bisnis maupun produk, adalah keniscayaan demi mewujudkan demokrasi yang kuat,” tegas Januar.