Penggunaan Kompor Gas Picu Pencemaran Nitrogen Dioksida di Dalam Rumah
Rumah tangga yang menggunakan kompor gas atau propana berisiko terpapar nitrogen dioksida dalam tingkat berbahaya.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penelitian terbaru menemukan bahwa rumah tangga yang menggunakan kompor gas atau propana secara teratur berisiko terpapar polutan nitrogen dioksida dalam tingkat yang tidak sehat. Orang yang tinggal di rumah lebih kecil dan ventilasi buruk berisiko terpapar konsentrasi nitrogen dioksida lebih besar.
Menurut kajian yang dipublikasikan di Science Advances pada Jumat (3/5/2024) lalu, paparan zat berbahaya dari kompos gas dan propana ini tidak hanya terjadi di dapur. Polusi partikel tersebut bisa menyebar ke seluruh ruangan rumah.
”Saya tidak menyangka akan melihat konsentrasi polutan melampaui standar kesehatan di kamar tidur dalam waktu satu jam setelah penggunaan kompor gas, dan (pencemar) tertinggal di sana selama berjam-jam setelah kompor dimatikan,” kata Rob Jackson dari Earth System Science Department Stanford University, penulis senior studi itu, dalam keterangan tertulis.
Di antara dampak negatif paparan nitrogen dioksida (NO2) dalam jumlah tinggi dari waktu ke waktu adalah dapat memperparah serangan asma, dikaitkan dengan penurunan perkembangan paru-paru pada anak-anak, dan risiko kematian dini.
Meskipun sebagian besar paparan NO2 disebabkan oleh mobil dan truk yang menggunakan bahan bakar fosil, para peneliti memperkirakan campuran polutan yang berasal dari kompor gas dan propana secara keseluruhan mungkin bertanggung jawab atas 200.000 kasus asma pada anak-anak di Amerika Serikat saat ini.
Faktor risiko
Penulis utama studi, Yannai Kashtan, dari Stanford University mengatakan, tingginya tingkat pencemaran NO2 di rumah dipengaruhi oleh seberapa banyak gas yang dibakar di kompor, keberadaan tudung asap yang efektif, ventilasi, dan ukuran ruangan.
Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan sensor untuk mengukur konsentrasi NO2 di lebih dari 100 rumah dengan berbagai ukuran, tata letak, dan metode ventilasi, sebelum, selama, dan setelah penggunaan kompor.
Mereka menggabungkan pengukuran ini dan data lain ke dalam model yang didukung oleh perangkat lunak National Institutes for Standards and Technology (NIST) yang dikenal sebagai CONTAM. Metode ini untuk menyimulasikan aliran udara, pengangkutan kontaminan, dan paparan penghuni ruangan demi ruangan di dalam gedung.
Hasilnya menunjukkan, penggunaan kompor gas atau propana secara nasional meningkatkan paparan NO2 sekitar 4 bagian per miliar dalam setahun. Angka tersebut merupakan tiga perempat dari tingkat paparan NO2 yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merupakan tingkat yang tidak aman di udara luar ruangan.
”Itu tidak termasuk gabungan semua sumber luar ruangan. Jadi, kemungkinan besar Anda akan melampaui batas,” kata Kashtan.
Orang yang tinggal di rumah lebih kecil berisiko terpapar konsentrasi nitrogen dioksida lebih besar.
Penelitian ini adalah yang terbaru dari kelompok Jackson di Stanford yang mengamati polusi udara dalam ruangan dari kompor gas. Penelitian sebelumnya mendokumentasikan tingkat emisi kompor gas terhadap polutan lain, termasuk gas rumah kaca metana dan karsinogen benzena.
Penelitian baru ini menegaskan, makanan hanya mengeluarkan sedikit atau tidak ada nitrogen dioksida saat dimasak, dan kompor listrik tidak menghasilkan NO2. ”Yang penting adalah bahan bakarnya, bukan makanannya,” kata Jackson.
Karena itu, bagi pengguna kompor gas atau propana, ia mengimbau untuk mengurangi paparan polutan. Caranya dengan penggunaan ventilasi yang baik.
Ukuran rumah
Bahkan, di rumah-rumah yang lebih besar, konsentrasi NO2 secara rutin melonjak ke tingkat yang tidak sehat selama dan setelah memasak. Hal itu bahkan tetap terjadi meski tudung asap menyala dan mengeluarkan udara ke luar ruangan. Namun, secara umum orang yang tinggal di rumah lebih kecil berisiko terpapar konsentrasi nitrogen dioksida lebih besar.
Orang yang tinggal di rumah berukuran kurang dari 240 meter persegi bisa terpapar nitrogen dioksida dua kali lebih banyak dalam setahun dibandingkan mereka yang tinggal di rumah berukuran lebih dari 900 meter persegi.
Karena ukuran rumah sangat berpengaruh, pada akhirnya terdapat pula perbedaan paparan antarkelompok pendapatan. Paparan terhadap polusi udara dalam ruangan dari kompor gas menambah fakta bahwa paparan terhadap sumber polusi nitrogen dioksida di luar ruangan, seperti knalpot kendaraan, juga biasanya lebih tinggi di kalangan masyarakat miskin, yang sering kali merupakan komunitas minoritas.
”Masyarakat di komunitas miskin tidak selalu mampu mengganti peralatan mereka, atau mungkin mereka menyewa dan tidak bisa mengganti peralatan karena mereka tidak memilikinya,” kata Jackson.
Selain itu, ungkapnya, orang-orang yang tinggal di rumah berukuran kecil menghirup lebih banyak polusi karena penggunaan kompor yang sama.