Makanan Cita Rasa Nusantara Disiapkan untuk Jemaah Haji
Makanan dengan cita rasa nusantara disiapkan untuk membuat jemaah haji Indonesia nyaman dan bisa khusyuk beribadah.
— Kementerian Agama terus mempersiapkan fasilitas di Madinah dan Mekkah, Arab Saudi, untuk mengakomodasi kebutuhan 241.000 anggota jemaah haji Indonesia 2024. Makanan yang akan disajikan pun disesuaikan dengan cita rasa nusantara.
Menu makanan yang disiapkan meliputi antara lain nasi kuning, ayam goreng saus mentega, telur orak-arik, nasi uduk, telur dadar, opor ayam, daging sapi masak habang, ikan tuna cabai hijau, dan ayam gulai.
Beberapa menu dengan cita rasa nusantara lainnya yakni ikan patin bumbu balado, rendang daging, semur daging, ikan patin goreng, gepuk daging sapi, serta tidak lupa tahu dan tempe.
Menu-menu ini dipadu dengan tumisan sayuran serta ditambah buah-buahan dan air mineral. Semua untuk menjaga asupan nutrisi jemaah agar bisa beribadah dengan khusyuk.
Baca juga: Haji Ramah Lansia, Antisipasi Titik Krusial
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dalam keterangan pers, mengatakan, semua katering yang melayani jemaah haji Indonesia sudah bisa mengolah sejumlah masakan tersebut. Pendamping jemaah juga akan memastikan semua makanan sesuai dengan rencana.
”Kita terus berupaya menghadirkan yang terbaik buat jemaah. Saya berharap layanan hotel dan konsumsi di Madinah tahun ini lebih baik dan ramah lanjut usia (lansia),” kata Yaqut saat mengecek kesiapan layanan hotel dan katering di Madinah, Arab Saudi, Kamis (9/5/2024).
Dalam kunjungan kali ini, Yaqut mengecek kesiapan layanan katering dari Meez Mary Kitchen for Serve Meals di wilayah Hatim, Madinah. Dapur tersebut akan melayani sekitar 11.000 anggota jemaah Indonesia per hari.
Dapur katering ini akan menyajikan 20 persen makanan khusus untuk jemaah lansia. Makanan disajikan dengan menu yang sama, hanya nasi dan lauknya dimasak agar lebih halus dan lembut. Salah satu pilihannya dalam bentuk nasi tim.
”Tahun lalu kinerja dapur ini baik. Saya juga melihat sudah ada alokasi sendiri untuk menu makanan bagi jemaah lansia. Saya harap dapur ini bisa memberikan layanan terbaik bagi jemaah,” ujarnya.
Baca juga: Akomodasi di Mekkah Siap Menyambut Jemaah Haji Indonesia
Meez Mary Kitchen for Serve Meals dikepalai oleh seorang koki bernama Wan Abdurahman yang berasal dari Cipanas, Bogor, Jawa Barat. Beberapa koki dan asisten koki yang ada di dapur dan kebanyakan juga dari Indonesia.
Kita terus berupaya menghadirkan yang terbaik buat jemaah. Saya berharap layanan hotel dan konsumsi di Madinah tahun ini lebih baik dan ramah lansia.
Wan Abdurrahman memastikan ketersediaan sayuran dan bumbu nusantara, seperti tempe dan tahu selalu tersedia di dapurnya. Sebab, keduanya menjadi favorit bagi jemaah, tak hanya saat menunaikan ibadah haji, tetapi juga saat menjalankan ibadah umrah.
”Sehari bisa habis hingga ratusan papan tempe dan tahu yang juga diproduksi orang Indonesia,” kata Wan Abdurrahman.
Selain itu, tempat penyimpanannya selalu tersedia bumbu khas nusantara, seperti sereh, lengkuas, kencur, daun pandan, daun jeruk, salam, santan, asem, dan kacang tanah. Bahan makanan daging sapi, ayam, ikan, dan telur juga sudah tersedia dalam ruangan berpendingin udara.
Kesiapan hotel
Selain mengecek kesiapan makanan, Yaqut juga menilik salah satu hotel yang akan ditempati jemaah, yakni Emaar Elite yang berkapasitas 1.400 anggota jemaah. Hotel ini terletak di wilayah Syamaliyah sekitar 50 meter sebelah utara Masjid Nabawi.
Dari seluruh kamar di Emaar Elite Hotel, ada sekitar 100 kamar dengan kamar mandi yang dilengkapi dengan bath up atau bak mandi. Yaqut meminta agar para jemaah lansia tidak ditempatkan di kamar-kamar tersebut karena akan menyulitkan mereka saat mandi.
”Saya minta supaya jemaah lansia ditempatkan pada kamar dengan kamar mandi yang menggunakan shower. Jika bath up, harus ada pendamping. Ini untuk kenyamanan jemaah, khususnya lansia,” ujar Yaqut.
Baca juga: Menjaga Kebugaran Jemaah lewat Senam Haji
Jemaah haji Indonesia akan mulai tiba di Madinah pada 12 Mei 2024. Mereka akan tinggal selama sembilan hari di kota Nabawi sebelum berangkat ke Mekkah. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tahun ini sudah menjalin kontrak dengan 106 hotel sebagai akomodasi jemaah di Madinah.
Ikut mendampingi Yaqut, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief, dan Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo.
Menteri Agama juga didampingi Staf Khusus Menag Bidang Hukum Abdul Qodir, Konsul Haji Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah Nasrullah Jasam, Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah Ali Mahzumi, dan Kepala Bidang Katering Sutikno.
Kondisi kesehatan
Tahun ini terdapat 241.000 anggota jemaah, terdiri dari 213.320 anggota jemaah reguler dan 27.680 anggota jemaah haji khusus. Data Kementerian Agama mencatat tahun ini ada sekitar 45.000 anggota jemaah haji reguler dengan usia 65 tahun ke atas.
Di tengah cuaca panas Tanah Suci, jemaah perlu menjaga kondisi fisiknya tetap bugar dan sehat. Berdasarkan catatan Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH), terdapat beberapa penyakit yang rentan dialami jemaah haji saat di Tanah Suci.
”Beberapa penyakit kerap dialami jemaah haji yakni infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat kerumunan besar jemaah, polusi udara, dan perubahan suhu drastis di Mekkah dan Madinah,” kata Kepala Seksi Lanjut Usia, Disabilitas, dan PKP3JH Daerah Kerja Madinah Leksmana, di Madinah, Kamis (9/5/2024).
”Gangguan pencernaan, seperti diare dan muntah yang disebabkan perubahan pola makan, air minum berbeda, dan sanitasi tak memadai, perlu diwaspadai.” ujarnya dalam keterangan pers. Selain itu, dehidrasi jadi risiko serius terutama jika jemaah tak cukup minum air karena cuaca panas di Mekkah dan Madinah.
Penyakit kulit, infeksi jamur, dan luka akibat gesekan pakaian bisa terjadi karena panas dan kelembaban tinggi. Penyakit menular seperti flu dan demam karena interaksi dengan jemaah dari sejumlah negara juga perlu diantisipasi. Apalagi sebagian jemaah memiliki penyakit penyerta yang kronis.
Untuk itu, jemaah haji dianjurkan membawa sejumlah obat, yakni obat antidiare, obat pencernaan, pereda nyeri, obat alergi, obat untuk masalah kulit, obat flu dan batuk, serta obat yang biasa dikonsumsi untuk kondisi kesehatan tertentu, seperti obat untuk hipertensi, diabetes, jantung, atau kondisi medis lainnya.