Jepang Resmikan Kapal Induk Pertama Setelah Perang Dunia II
Konversi dan modernisasi yang dilakukan sejalan dengan kemampuan operasi gabungan dengan Angkatan Laut Amerika Serikat.
Jepang meresmikan kapal induk modern pertama pasca-Perang Dunia II, yakni kapal induk Kaga yang menjadi pangkalan jet tempur F-35B. Keberadaan kapal induk Kaga dikritisi China karena mengingatkan pada kapal induk bernama sama yang dipakai Jepang menghancurkan kota Shanghai tahun 1937 dalam babak awal Perang Dunia II di Asia.
Kapal induk Kaga dipamerkan kepada masyarakat awal pekan ini di kota Kure, Prefektur Hiroshima. Kapal itu dibangun dengan modifikasi dan modernisasi kapal angkut helikopter Kaga. Proyek pembangunan berlangsung sejak pengujung tahun 2021 dan selesai pada 29 Maret 2024.
Laporan Times of India, 15 April 2024, menyebut, modifikasi Kaga merepresentasikan perubahan signifikan pada kemampuan maritim Jepang. Peningkatan itu juga dinilai memicu ketegangan dan berimplikasi terhadap keamanan kawasan.
Kementerian Pertahanan Jepang merencanakan konversi serupa atas kapal angkut helikopter Izumo menjadi kapal induk. Modifikasi tahap kedua bagi kapal Izumo direncanakan mulai tahun anggaran 2024 dan selesai dalam dua tahun.
Baca juga: Jepang Tambah Anggaran Pertahanan 3,3 Miliar Dollar AS
Pemerintah Jepang segera mengklarifikasi bahwa kapal induk Izumo dan Kaga tidak akan menjadi pangkalan permanen jet tempur F-35B. Kapal-kapal induk Jepang tersebut tidak akan masuk kualifikasi kapal induk serang yang dilarang dimiliki Jepang setelah menyerah tanpa syarat pada akhir Perang Dunia II tahun 1945.
Mingguan Newsweek edisi 11 April 2024mengutip Laksamana Ryo Sakai, Kepala Staf Angkatan Laut Bela Diri Jepang, yang mengatakan, Kaga dijadwalkan melakukan uji coba mengarungi laut dalam beberapa bulan ke depan. Hasilnya akan dijadikan acuan dalam konversi kapal angkut helikopter Izumo. Konversi dan modernisasi yang dilakukan sejalan dengan kemampuan operasi gabungan dengan Angkatan Laut Amerika Serikat.
Dengan kata lain, kita perlu membuat lawan berpikir, menyerang Jepang tidak akan memberi hasil apa pun bagi mereka.
Modifikasi awal atas Izumo diawali pada akhir 2021. Kapal angkut helikopter dengan panjang 245 meter dan bobot 27.000 ton terbukti laik operasional bagi jet tempur F-35B Korps Marinir AS. Jet tempur itu beroperasi dengan mendarat dan tinggal landas secara vertikal di dek landasan Izumo.
Konversi dan modifikasi Izumo dan Kaga mencakup pelapis tahan panas di geladak terbang setara dengan kapal angkut amfibi–serbu milik Angkatan Laut AS dari kelas America. Kapal angkut amfibi–serbu kelas America juga mengangkut pesawat STOVL, seperti V-22 Osprey, aneka helikopter, dan jet tempur F-35B.
Modifikasi Kaga berikutnya dijadwalkan pada 2026. Kementerian Pertahanan Jepang menargetkan Kaga dan Izumo beroperasi penuh mengangkut F-35B di tahun 2027. Setiap kapal induk tersebut dapat mengangkut 12 jet tempur dan 16 helikopter.
Sejauh ini, Kementerian Pertahanan Jepang sudah memesan 42 unit F-35B sebagai tambahan pesanan dari 105 unit F35A bagi Angkatan Udara Bela Diri. Jepang akan sepenuhnya mengoperasikan jet tempur siluman di lautan. Ini sejalan dengan pertumbuhan belanja pertahanan dan ketegangan kawasan terkait program nuklir Korea Utara dan pertumbuhan ekonomi China.
Baca juga: Trump Sokong Modernisasi Militer Jepang
Dalam Buku Putih Pertahanan Jepang yang diterbitkan akhir 2023, Panglima Angkatan Bela Diri Jepang Yasukazu Hamada mengatakan, sangat penting membangun pertahanan Jepang oleh diri sendiri dan meningkatkan daya gentar. ”Dengan kata lain, kita perlu membuat lawan berpikir, menyerang Jepang tidak akan memberi hasil apa pun bagi mereka,” demikian kata pengantar Hamada dalam buku putih tersebut.
Profesor Yochiro Sato dari Universitas Ritsumeikan di Jepang, dikutip Times of India, mengatakan, kapal induk Kaga mengangkut lebih sedikit jet tempur dibandingkan kapal induk China. Kaga juga lebih berfungsi dalam operasi antikapal selam dan bukan kapal induk dengan kapasitas penuh.
Pemerintah China menentang tindakan Jepang mempersenjatai diri karena dinilai bertentangan dengan Konstitusi Antiperang Jepang. Pada Selasa (14/4/2024), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mendesak Jepang untuk berkaca pada sejarahnya yang penuh agresi dan menghentikan militerisasi.
”Jejak sejarah Jepang yang belum lama berselang membuktikan tindakan agresi militer. Militerisasi Jepang akan diawasi negara–negara Asia dan masyarakat internasional,” kata Mao Ning.
Wu Qian, juru bicara Kementerian Pertahanan China, menyampaikan kekecewaan atas penamaan kapal induk Kaga yang berakar dari konflik berdarah dalam Perang Dunia II. ”Jepang tidak mau memutus mata rantai dengan sejarah kekerasan mereka. Tindakan mereka provokatif dan menyakiti hati masyarakat di negara–negara yang menjadi korban dalam Perang Dunia II,” katanya.
Penamaan Kaga juga membuat trauma atas serbuan Jepang dalam Perang Dunia II. Dalam peristiwa pengeboman dan penghancuran kota Shanghai pada Agustus 1937, kapal induk Kaga menjadi pangkalan utama serbuan pesawat pengebom dan pesawat tempur Jepang. Peristiwa serbuan Jepang ke Shanghai tersebut dikenal sebagai Peristiwa 814 atau 14 Agustus yang diperingati Angkatan Udara di Taiwan dan China.
Kapal induk Kaga dalam Perang Dunia II ditenggelamkan pesawat torpedo bomber Angkatan Laut Amerika Serikat dalam pertempuran Midway pada Juni 1942.