Kopi Racikan AI, Aneh tapi Sempurna
Kecerdasan buatan mulai digunakan meracik rasa kopi. Racikan itu melanggar batas konvensional, tapi dinilai sempurna.
Ilustrasi
HELSINKI
Kopi racikan kecerdasan buatan (AI) siap dinikmati. Rasanya dilukiskan para ahli kopi sebagai aneh tapi sempurna.
Racikan ini diluncurkan perusahaan kopi di Helsinki, Finlandia, Kaffa Roastery, Minggu (21/4/2024). Kopi racikan AI yang diberi nama AI-conic tersebut merupakan terobosan di dunia peracikan kopi yang secara tradisional lebih menghargai racikan manual oleh manusia.
Racikan ini terdiri atas empat jenis biji kopi yang didominasi oleh Fazenda Pinhal dari Brasil. Kecerdasan buatan peracik kopi itu membuat deskripsi rasa kopi ciptaannya sendiri sebagai perpaduan yang seimbang antara rasa manis dan buah matang.
Proyek ini merupakan hasil kerja sama Kaffa, perusahaan pemanggang (roastery) kopi terbesar ketiga di Finlandia, dan konsultan AI lokal Elev. ”Dengan memanfaatkan model yang mirip dengan ChatGPT dan Copilot, AI ditugaskan untuk menciptakan campuran yang sesuai dengan selera para pencinta kopi, melewati batas-batas kombinasi rasa konvensional,” kata Elev.
Baca juga: Marija Lah, Si Tukang Reparasi Payung Terakhir
Finlandia merupakan negara dengan konsumsi kopi per kapita terbanyak di dunia. Organisasi International Coffee memperkirakan satu orang di Finlandia rata-rata mengonsumsi kopi hingga 12 kilogram per tahun. Di Finlandia, profesi peracik dan pemanggang kopi sangat dihargai masyarakat.
Direktur pelaksana dan pendiri Kaffa Roastery, Svante Hampf, mengatakan, proyek itu awalnya dimaksudkan untuk menguji bagaimana AI dapat membantu dalam memanggang kopi. ”Pada dasarnya, kami memberikan deskripsi semua jenis kopi kami dan cita rasanya kepada AI dan menginstruksikannya untuk menciptakan perpaduan baru yang menarik,” kata Hampf, saat menampilkan AI-conic, di Festival Kopi Helsinki.
Baca juga: Salah Tulis di Kue Ulang Tahun
Dalam proyek itu, AI diberi instruksi untuk meracik campuran biji kopi pilihan dari Brasil, Kolombia, Etiopia, dan Guatemala. Selain itu, AI tersebut juga diminta menciptakan label kemasan kopi dan deskripsi rasa mendetail dari kopi ciptaannya.
Hampf mengakui, awalnya dirinya terkejut dengan rasa yang dihasilkan. Rasa itu ia gambarkan sebagai rasa yang aneh karena AI memilih campuran empat jenis biji kopi. Hal ini mendobrak kebiasaan peracik kopi yang biasanya membatasi hanya maksimal tiga jenis biji kopi dalam tiap racikan.
Namun, setelah uji pemanggangan dan pengujian pertama, para ahli kopi Kaffa sepakat bahwa campuran yang dibuat AI itu sudah sempurna. Racikan itu bahkan tidak perlu penyesuaian oleh manusia.
”AI-conic adalah contoh nyata bagaimana AI dapat memperkenalkan perspektif baru kepada para profesional berpengalaman, sekaligus menawarkan pengalaman rasa baru kepada pencinta kopi,” ujar juru bicara Elev, Antti Merilehto.
Baca juga: Mendadak Terkenal karena Wajah Mirip ”Superman”
Hampf mengatakan, proyek ini telah menyatukan keterampilan peracik kopi dan data yang disediakan oleh AI. ”Saya pikir, AI memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada kita dalam jangka panjang. Kami sangat terkesan dengan deskripsi rasa kopi yang dia ciptakan,” ucapnya. (AP)