Paris masih saja seperti magnet yang menarik jutaan orang untuk datang. Namun, Paris juga punya sisi-sisi gelap.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
Kota Paris bersiap menyambut perhelatan besar. Dalam waktu 77 hari sejak Jumat (10/5/2024), pesta olahraga Olimpiade akan dibuka di ibu kota Perancis itu. Menjelang dimulainya Olimpiade Paris 2024, warga menghadapi dua sisi: gemerlap dan gelap.
Paris kerap dijuluki sebagai salah satu kota terindah di dunia. Laman Euronews edisi 12 Desember 2023 merilis daftar kota tujuan perjalanan terbaik sepanjang tahun itu. Paris berada di peringkat teratas. Menara Eiffel berikut bangunan-bangunan dan monumen nan megah merias wajah kota hingga tampak menawan. Sungai Seine yang membelah kota melengkapi keindahannya.
Sejak abad ke-17, Paris telah menjadi pusat keuangan, diplomasi, perdagangan, kebudayaan, mode, dan kuliner dunia. Pada abad ke-19, Paris menjadi dikenal dengan sebutan ”Kota Cahaya”.
Berkat kecantikannya, Paris sering menjadi latar untuk film. Sekadar menyebut ada film romantis Before Sunset (2004) yang dibintangi Ethan Hawke dan Julie Delpy, juga serial Emily in Paris (2020) yang dibintangi Lily Collins.
Pada 3 Mei, Netflix mengumumkan, episode terbaru Emily in Paris musim keempat akan ditayangkan pada 15 Agustus 2024. Momen tepat untuk menikmatinya, selepas kemeriahan Olimpiade Paris selesai.
Bertualang menjelajah arsitektur Paris menjadi salah satu agenda wajib manakala mengunjungi kota itu. Museum demi museum menawarkan pengalaman terbaik melihat perjalanan dunia dari masa lalu hingga masa kini. Belum lagi bagi penggemar mode, Paris adalah salah satu kiblat mode dunia. Butik yang menjual segala kebutuhan untuk dikenakan dari atas kepala hingga ujung kaki bertebaran di berbagai sudut kota.
Sungai Seine, salah satu ikon Paris, juga memberikan nuansa tersendiri saat mengarunginya. Di sungai itu rencananya upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 akan digelar. Pemerintah kota sedang berupaya keras agar sungai itu kembali bersih dari segala pencemaran, bahkan bisa dipakai untuk perlombaan akuatik saat Olimpiade.
Sepanjang pelaksanaannya pada 26 Juli-11 Agustus 2024, Olimpiade Paris 2024 diperkirakan menarik hingga 15 juta orang. Penduduk Paris, berdasarkan sensus resmi per 1 Januari 2023, mencapai 2.102.650 jiwa, menjadikannya kota praja terbesar keempat di Uni Eropa. Bisa dibayangkan begitu riuh dan padatnya kota itu saat Olimpiade.
Mogok
Maka, ketika pada 2 Mei 2024 muncul berita yang menyebut para petugas kebersihan Paris mengancam akan mogok kerja, bayangan gemerlap Olimpade berubah gelap. Kantor berita Perancis, AFP, melaporkan, para petugas kebersihan menuntut tambahan upah 400 euro (Rp 6,9 juta) per bulan atas pekerjaan mereka di wilayah Paris.
Petugas yang bekerja selama penyelenggaraan Olimpiade menuntut tambahan bonus 1.900 euro (Rp 32,8 juta). Mereka menyatakan akan mendapat beban kerja yang berlebih dengan adanya Olimpade. ”Kami akan memberikan segalanya dan ingin hal itu dipertimbangkan,” kata Nabil Latreche, anggota serikat pekerja CGT-FTDNEEA, kepada AFP.
Mereka berencana mogok pada Mei ini, lalu dilanjutkan pada 1 Juli-8 September 2024. Apabila terlaksana, belasan juta orang yang akan datang ke Paris sepanjang Olimpiade bakal mendapati kota itu seperti pada Maret 2023. Kala itu petugas kebersihan mogok selama tiga minggu sebagai respons atas reformasi kebijakan pensiun yang diterapkan Presiden Emmanuel Macron.
Mengerikan! Ada tikus dan anak tikus.
Akibat mogok itu, lebih dari 10.000 ton sampah menumpuk di jalan-jalan kota Paris. Di mana-mana terlihat onggokan sampah yang tinggi dan berbau busuk. Majalah Forbes edisi 13 Mei 2023 sampai menyebut kota cahaya itu sebagai kota sampah.
Romain Gaia, chef pastri di Paris, menuturkan, banyaknya sampah yang tidak diambil petugas itu mengundang banyak ”tamu”. ”Mengerikan! Ada tikus dan anak tikus,” katanya.
Brigitta Sesilya, warga Indonesia yang pada Maret 2024 jalan-jalan di Paris, masih mendapati pemandangan yang sama, terutama di area pinggir kota. ”Di titik wisata utama seperti Menara Eiffel atau Museum Louvre kondisinya cukup bersih,” ucapnya.
Selain sampah, aroma tak sedap seperti bau pesing juga mengganggu. Bau menyengat itu menguar di stasiun-stasiun metro dan di sejumlah tempat umum. ”Masalah bau pesing dan sampah masih saya temui, sejak pertama kali ke Paris awal 2020 hingga sekarang,” kata Sesilya.
Sarah Pakpahan, warga Indonesia yang tinggal di Marseille, yang dihubungi dari Jakarta, turut membenarkan. Ia memang tinggal jauh dari Paris, tetapi sesekali ia mengunjungi kota itu. Menurut Sarah, aroma tak sedap kerap tercium di area parkir karena tunawisma sering kencing sembarangan di situ.
Sampah juga sering tidak diangkut jika ada demonstrasi. ”Di Paris sering ada unjuk rasa. Jika (warga) tidak puas, mereka berdemonstrasi. Jika ada demonstrasi, sampah tidak akan diangkut,” ujarnya.
Ia menyebut soal sampah dan bau sebagai sisi gelap Paris. Laman berita daring Medium pada 3 September 2023 mengungkapkan, gang-gang dan jalanan kecil di Paris sangat kurang pencahayaan sehingga memberikan kesan menyeramkan dan tidak aman.
Belum lagi di jalanan banyak tunawisma yang memaksa minta uang dan mengintimidasi orang yang lewat. Fakta-fakta itu mengaburkan imaji orang terhadap keindahan dan romantisisme Paris.
Terlepas dari semua sisi gelap Paris, orang dari berbagai penjuru dunia tetap berbondong-bondong mengunjungi Paris. Apalagi, jika seseorang yang gemar menjelajah, mereka bisa menemukan sudut-sudut lain yang lebih menawan di luar titik-titik wisata utama di Paris.
Karena itu, Sarah menyarankan pengunjung tetap waspada saat berada di Paris. Jika tidak, cerita Paris milik Anda tidak akan seindah di film-film. (AFP/REUTERS)