Butuh 13 Jam Mendinginkan Bara Perenggut Tujuh Nyawa di Mampang Prapatan
Seratus pemadam dikerahkan untuk mengatasi kebakaran di Mampang Prapatan. Para korban berada di ruangan sangat tertutup.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim pemadam kebakaran akhirnya tuntas melakukan pendinginan terhadap toko pigura Saudara Frame & Gallery di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, yang terbakar pada Kamis (18/4/2024) malam. Proses pendinginan selesai pada pukul 11.40 WIB.
Polisi langsung memasang garis polisi untuk kemudian melakukan penyelidikan lebih lanjut. Dari proses pemadaman hingga pendinginan dikerahkan sebanyak 31 mobil pemadam kebakaran dengan 100 personel.
Perwira piket dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, Agus Guritno Gunawan, Jumat (19/5/2024), mengatakan, proses pendinginan mulai dilakukan pada pukul 23.10 WIB dan selesai pada tengah hari.
”Butuh waktu 13 jam bagi tim kami untuk mendinginkan bangunan karena situasi di dalam ruko cukup sulit,” katanya.
Bagian tersulit untuk ditembus adalah di lantai lima bangunan. ”Di lantai itu masih ada rolling door yang tertutup. Akhirnya kami jebol agar bisa memadamkan bara yang ada di dalamnya,” kata Agus.
Terkait kondisi tersebut, proses pendinginan dimulai dari lantai paling atas kemudian dilanjutkan di lantai bawahnya.
Proses pendinginan membutuhkan waktu yang lama karena banyak barang yang mudah terbakar tersimpan di dalam ruko, seperti tiner dan cat. Mereka juga harus menjebol tembok untuk mengeluarkan asap.
”Jika asap tetap mengepul, dikhawatirkan akan membahayakan petugas,” ucapnya.
Selain untuk memastikan tidak ada bara lagi yang tertinggal, proses pendinginan juga dimaksudkan untuk menyisir kembali area agar tidak ada satu pun korban yang tertinggal. Dari penelusuran petugas, ruangan sangat tertutup, satu-satunya pintu keluar hanya pintu depan.
Situasi inilah yang membuat korban sulit keluar dari kepungan api. Diketahui, ketujuh korban tewas ditemukan di lantai 3. Mereka ditemukan tewas berkumpul di satu ruangan.
”Jasad ketujuh korban ditemukan tewas terbakar dekat kasur,” katanya. Tim juga baru mengetahui ada orang yang terjebak di dalam api dari informasi keluarganya.
Ketujuhnya adalah Thang Tjiman (75), Heni (39), Richie (2), Austin (8), Tiara (24), Shella, dan satu perempuan belum diketahui identitasnya.
Ketua RT 006 RW 003 Mampang Prapatan Tien Sutinah mengatakan, empat korban tewas masih memiliki hubungan keluarga. Heni merupakan istri dari pemilik usaha, sedangkan Austin dan Richie merupakan anak dari Heni.
Adapun Thang Tjiman adalah ayah dari Heni. Sementara Tiara, Shella, dan wanita yang belum diketahui identitasnya merupakan asisten rumah tangga keluarga tersebut.
Tien menuturkan, keluarga korban dikenal cukup baik dengan warga sekitar. Beberapa kali keluarga ini memberikan sembako untuk warga sekitar. Dalam sekali penyaluran, ada 50 paket yang diberikan.
”Paket sembako itu diberikan saat Idul Fitri, Idul Adha, dan Imlek,” katanya.
Tien menuturkan, sebenarnya keluarga tersebut tidak tinggal di ruko tersebut. Mereka hanya sesekali singgah. Karyawannya kebanyakan tinggal di kontrakan yang ada di sekitar ruko.
”Kalaupun ke sana, hanya untuk menginap sementara. Yang saya tahu, keluarga ini berdomisili di Tangerang,” kata Tien lagi.