Pascagempa, Warga Pulau Bawean Terserang Beragam Penyakit
Beragam penyakit menyerang warga Pulau Bawean, Jawa Timur, yang terdampak gempa tektonik Laut Jawa.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Warga Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang terdampak gempa tektonik Laut Jawa terserang beragam penyakit. Mereka sudah seminggu bertahan hidup di pengungsian karena masih trauma dengan gempa susulan (aftershock).
Penyakit yang menyerang pengungsi ialah demam, pusing, batuk, pilek, flu, diare, dan tekanan darah tinggi. Sejumlah penyakit itu menyerang karena daya tahan tubuh tidak optimal. Warga terpaksa mengungsi terutama karena rumah rusak dihantam rentetan gempa.
Masyarakat juga trauma dengan gempa susulan sehingga tidur di luar rumah atau pengungsian. Tidur di luar rumah, jika tidak punya daya tahan tubuh luar biasa, akan mudah sakit karena embusan dan dingin malam. Di pengungsian, mereka menggantungkan hidup dari bahan pangan bantuan atau seadanya. Kebersihan atau sanitasi kurang mantap.
”Warga yang mengungsi banyak, sedangkan fasilitas kesehatan dan kebersihan terbatas,” kata Zaenul Arifin, warga Desa Suwari, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, yang dihubungi dari Surabaya pada Kamis (28/3/2024).
Istri dan anaknya mengungsi ke rumah orangtua di desa lain yang rusak ringan sehingga masih bisa ditempati. Namun, saat tidur, mereka pindah ke teras atau tenda di halaman samping.
Hal senada diutarakan Nurcholis, warga Desa Kotakusuma, Sangkapura, yang dihubungi secara terpisah. Beragam penyakit menyerang lebih banyak bayi, anak, dan lanjut usia. ”Meski sudah ada pemeriksaan kesehatan dan pembagian obat, tetapi perlu dilakukan terus dan rutin,”ujarnya.
Secara terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik sekaligus Ketua Pos Komando Tanggap Darurat Bidang Kesehatan Rini Sulistyoasih mengatakan, warga kemungkinan tidur tidak lelap atau gelisah dan cemas karena trauma gempa susulan. ”Mereka juga cukup lama bertahan di pengungsian,” katanya.
Warga yang mengungsi banyak, sedangkan fasilitas kesehatan dan kebersihan terbatas.
Rini melanjutkan, beragam penyakit diatasi dengan pengecekan kondisi warga dan pembagian tenaga. Ada 30 tenaga kesehatan dan sukarelawan yang dibagi dalam beberapa kluster, yakni kesehatan (jasmani), kesehatan jiwa, kesehatan lingkungan, reproduksi, gizi, dan pelayanan kesehatan.
Diretur RSUD Umar Mas’ud Bawean Helizamah mengatakan siap mengoptimalkan pelayanan meski dalam kondisi darurat. Kerusakan di unit gawat darurat dan ruang rawat inap belum tertangani sehingga pasien rawat inap ditempatkan di selasar poliklinik atau tenda-tenda BNPB.
”Belum ada tindakan kedaruratan seperti operasi. Pasien darurat yang memerlukan rujukan akan kami kirim ke RSUD di Gresik (Pulau Jawa) dengan kapal cepat,” ucap Helizamah.
Rentetan gempa di Laut Jawa menyerang sejak Jumat (22/3/2024) pukul 11.22. Pada hari itu ada tiga gempa besar yang berkekuatan magnitudo di atas 5. Ketiga gempa besar itu berkekuatan magnitudo 6, 5,3, dan 6,5 yang berdaya rusak. Di Pulau Bawean, kerusakan mencakup 5.333 bangunan, mayoritas rumah warga, diikuti sekolah, kantor, pondok pesantren, dan RSUD.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gresik Sukardi mengatakan, sampai hari ketujuh, terjadi 327 gempa susulan. Jumlah warga yang mengungsi mencapai 34.049 jiwa dari sebelumnya 33.745 jiwa.
”Warga masih trauma sehingga aktivitas terutama istirahat dan tidur tidak di dalam rumah, tetapi di luar atau pengungsian,” katanya.