Tidak ada satu partai pun yang perolehan kursinya memungkinkan mengusung sendiri pasangan calon dalam pilgub di NTT.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
Johni Asadoma, purnawirawan Polri dengan pangkat terakhir inspektur jenderal, mulai bermanuver dalam pemilihan gubenur Nusa Tenggara Timur. Tiga hari terakhir, Johni secara maraton mendaftarkan diri di dua partai politik dan akan terus menjalin komunikasi dengan partai lain.
Di tengah banyak nama yang beredar, Johni menjadi figur pertama yang secara terbuka mendaftar ke lebih dari satu partai politik. Pada Rabu (17/5/2024), Johni mengantar berkas ke Partai Gerindra, dan pada Jumat (19/4/2024) sekitar pukul 13.40 Wita, ia datang ke markas Partai Solidaritas Indonesia.
Jhoni datang mengenakan baju tenun ikat, seakan menunjukkan bahwa dirinya adalah putra NTT yang mencintai budaya NTT. Johni berdarah campuran Alor dan Rote, dua etnik di NTT. Secara peta kewilayahan, Alor di sisi utara NTT, sedangkan Rote di selatan. Dalam politik, identitas seseorang menentukan keterpilihan.
Christian Widodo, Ketua DPW PSI NTT, bersama sejumlah pengurus menyambut Jhoni. Seperti Johni, Christian berjabat tangan dengan sedikit membungkuk sebagai sikap saling hormat. Namun, ada seorang pengurus yang menunduk seperti orang yang akan mencium tangan purnawirawan jenderal dua bintang itu.
Johni diajak masuk ke dalam kantor, lalu dipersilakan berbicara. Ia menyampaikan tujuan kedatangannya, yakni mendaftar sebagai bakal calon gubenur NTT dari partai tersebut. Ia merasa punya pengalaman dan kemampuan. Ia menyatakan ingin membangun NTT lebih baik lagi ke depan.
Johni tidak menjelaskan secara rinci maksud perkataan ”NTT lebih baik” itu. Tidak ada pemaparan secara spesifik mengenai gagasan yang ia tawarkan. Menurut Johni, pembangunan yang sudah dilakukan dari masa kepemimpinan sebelumnya akan terus berlanjut.
”Saya mohon kiranya saya diterima,” kata Johni sambil menatap ke arah pengurus yang duduk melingkari meja. Secara simbolis, Johni menyerahkan daftar riwayat hidup kepada Christian, disaksikan pengurus yang lain.
Johni yang kini berusia 58 tahun itu memulai kariernya sebagai petinju. Ia pernah meraih medali emas Piala Presiden tahun 1984. Pada tahun yang sama, ia mewakili Indonesia pada Olimpiade Los Angeles, Amerika Serikat. Ia pernah menjabat Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tinju Indonesia (2016-2020).
Di Polri, Johni lulus Akademi ABRI tahun 1989. Jabatan tertinggi yang dia duduki adalah Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri (2020) dan Kepala Polda NTT 2022. Ia pensiun pada awal Februari 2024. Pada saat Pilpres 2024, ia menyatakan dukungan terhadap pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Christian mengatakan, berkas yang diterima akan diteliti sesuai dengan mekanisme yang diatur di kalangan internal partai. Seperti pendaftar lain, PSI akan melakukan survei untuk mengetahui persepsi publik terhadap setiap figur. ”Lalu kami akan berkonsultasi dengan dewan pimpinan pusat partai,” ucapnya.
Manuver politik yang dilakukan Johni dengan mendaftar secara terbuka itu bertujuan untuk menunjukkan keseriusannya kepada publik. Dampak positifnya adalah nama Jhoni semakin dikenal publik.
Menurut Christian, setiap pendaftar punya peluang yang sama, termasuk yang bukan kader partai, seperti Johni. PSI masih terus membuka pintu pendaftaran hingga Juli mendatang. Semakin banyak yang daftar, mereka punya banyak pilihan untuk menentukan yang terbaik menurut partai.
Saat ditanya apakah ia sendiri berpeluang untuk maju, Christian yang berlatar belakang dokter itu tidak menjawab dengan pasti. Saat ini ia satu-satunya kader PSI yang menjadi anggota DPRD Provinsi NTT. Hasil Pileg Februari 2024, PSI menempatkan 6 kadernya di DPRD Provinsi NTT. Artinya bertambah 5 kursi.
Dengan model 6 kursi, PSI harus berkoalisi dengan partai lain untuk mengusung satu pasangan calon. Syarat yang ditentukan dalam regulasi adalah 13 kursi atau 20 persen dari total 65 kursi di DPRD Provinsi NTT. Berdasarkan hasil Pileg 2024, tidak ada satu partai pun yang mengusung sendiri. Perolehan tertinggi adalah 9 kursi yang masing-masing diraih PDI-P, Golkar, dan Gerindra.
Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Eusabius Separera Niron, berpendapat, manuver politik yang dilakukan Johni dengan mendaftar secara terbuka itu bertujuan untuk menunjukkan keseriusannya kepada publik. Dampak positifnya adalah nama Jhoni semakin dikenal publik.
Menurut Niron, dengan mendaftar ke lebih dari satu partai, Johni mengambil langkah lebih dulu dibandingkan dengan figur yang lain. Tantangan selanjutnya adalah Johni meyakinkan partai-partai untuk mengusung dirinya. ”Saat Ini semua partai besar punya jagoan masing-masing,” ujarnya.
Proses pilkada masih beberapa bulan ke depan. Banyak figur kini bermunculan. Manuver politik yang akan terjadi bakal menghadirkan dinamika yang menarik.