Ayah dan Anak yang Tenggelam dalam Penyeberangan Perahu Tambangan Ditemukan Tewas
Kecelakaan di air harus menjadi momentum untuk menegakkan kembali ketentuan keselamatan angkutan penyeberangan sungai.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·2 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Dua penumpang perahu penyeberangan yang tenggelam di sungai di Desa Pertapan Maduretno, Sidoarjo, Jawa Timur, ditemukan tewas. Kecelakaan itu harus menjadi momentum untuk menegakkan kembali ketentuan keselamatan pada angkutan penyeberangan sungai agar kejadian serupa tak terulang.
Kepala Kantor SAR Surabaya Muhamad Hariyadi mengatakan, identitas korban tenggelam dalam kecelakaan perahu tambangan adalah Nanda Freda (27) dan anaknya, Erlangga (3,5). Mereka warga Desa Driyorejo, Kecamatan Driyorejo, Gresik, Jatim.
”Korban ditemukan oleh tim SAR gabungan pada hari ketiga pencarian. Waktunya tidak berselang lama setelah tim memulai upaya pencarian dengan menyisir di sekitar lokasi kejadian,” ujarnya, Sabtu (20/4/2024).
Menurut Hariyadi, tim SAR terpadu pertama kali menemukan jenazah Erlangga pada pukul 09.00 WIB. Selang beberapa waktu kemudian atau pukul 10.30 WIB, jenazah Nanda ditemukan. Kedua jenazah tersangkut di ranting pepohonan yang tumbuh menjorok ke sungai.
Jenazah Nanda, katanya, ditemukan di lokasi yang berjarak sekitar 1,3 kilometer dari tempat korban tenggelam. Sementara itu, jenazah Erlangga ditemukan pada jarak yang lebih jauh, yakni sekitar 1,4 km. Proses evakuasi kedua jenazah korban berjalan dengan lancar.
Sesuai ketentuan yang berlaku, jenazah kedua korban tenggelam langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Porong untuk diotopsi. Setelah itu, kedua jenazah korban diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan sesuai tradisi masyarakat.
Hariyadi mengatakan, pencarian kedua korban pada hari ketiga ini dilakukan dengan mengerahkan lima SRU (search and rescue unit). Pencarian dimulai dengan menyisir sekitar lokasi kejadian. Selanjutnya, kelima SRU melakukan manuver perahu secara bergantian di beberapa lokasi yang dicurigai.
”Dengan melakukan manuver perahu ini, akan timbul gelombang air yang besar, kemudian akan mengangkat benda-benda yang ada di dalam atau dasar sungai, termasuk kedua korban yang dicurigai ada di dalamnya,” ujar Hariyadi.
Keduanya mengendarai sepeda motor matik saat menyeberang sungai menggunakan perahu tambangan. Sesampainya di atas perahu, korban tidak mematikan mesin motornya. Saat itulah, Erlangga menarik gas sepeda motor hingga terjatuh ke sungai.
Dia menambahkan, proses pencarian korban tenggelam melibatkan banyak unsur SAR, seperti Kantor SAR Surabaya, Diektorat Polairud Polda Jatim, Satuan Polairud Polres Gresik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim, BPBD Gresik, BPBD Sidoarjo, Pemadam Kebakaran Sidoarjo. Selain itu, ada Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan berbagai elemen masyarakat lainnya.
Sementara itu, Kepala Polsek Taman Komisaris Anggono mengatakan, kecelakaan transportasi sungai terjadi pada Kamis (18/4/2024) sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu, korban Nanda dan anaknya dalam perjalanan pulang setelah bersilaturahmi di Sidoarjo.
Keduanya mengendarai sepeda motor matik saat menyeberang sungai menggunakan perahu tambangan. Sesampainya di atas perahu, korban tidak mematikan mesin sepeda motornya. Saat itulah, Erlangga menarik gas sepeda motor hingga terjatuh ke sungai.
”Melihat anaknya terjatuh dan tenggelam, ayahnya langsung menceburkan diri ke sungai. Namun, kedua korban sama-sama tenggelam,” ujar Anggono.
Berkaca dari kejadian kecelakaan tersebut, Anggono meminta masyarakat meningkatkan kehati-hatian saat berkendara dan menyeberang sungai. Dia juga mengingatkan agar pengguna angkutan penyeberangan sungai mematuhi ketentuan atau standar keselamatan yang berlaku.
Salah satunya ialah ketentuan yang mewajibkan pengendara sepeda motor turun dari kendaraannya saat berada di atas perahu penyeberangan. Selain itu, pentingnya mematikan mesin kendaraan agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.