Hujan Tujuh Jam Picu Longsor di Garut, Tiga Warga Belum Ditemukan
Empat rumah di Kabupaten Garut tertimbun longsoran tanah karena hujan selama berjam-jam. Tiga warga belum ditemukan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Bencana alam longsor yang disebabkan hujan sekitar tujuh jam menimbun empat rumah di Kampung Sirnagalih, Desa Telaga Jaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Kamis (25/4/2024) malam. Tiga warga belum ditemukan hingga kini.
Dari data yang dihimpun Kompas dari Polres Garut, peristiwa longsor yang menimbun satu rumah di Kampung Sirnagalih terjadi sekitar pukul 19.00 WIB. Tiga penghuni rumah tak sempat menyelamatkan diri saat terjadi longsor.
Beberapa jam setelah kejadian longsor, warga setempat bersama petugas kepolisian dan TNI sudah berupaya menyelamatkan ketiga penghuni rumah. Mereka menggunakan alat cangkul untuk menggali material longsor yang tertimbun di rumah yang dihuni tiga warga.
”Sebelum terjadi bencana longsor, hujan dengan intensitas cukup deras melanda wilayah Kabupaten Garut dari siang hingga sore hari,” kata Kepala Seksi Humas Polres Garut Inspektur Dua Susilo Adi saat dihubungi dari Bandung, Jumat (26/4/2024) pagi.
Upaya pencarian tiga korban melibatkan sekitar 100 orang. Tim SAR gabungan yang mencari ketiga korban terdiri aparat TNI, Polres Garut, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat, dan warga yang bermukim di sekitar lokasi kejadian.
”Alat berat yang didatangkan ke Kota Garut sudah tiba di lokasi kejadian pada Jumat pagi. Upaya pencarian ketiga warga yang tertimbun material longsor dapat lebih dioptimalkan,” tutur Susilo.
Diketahui, Jawa Barat saat ini memasuki masa peralihan musim hujan ke musim kemarau atau disebut pancaroba. Dalam fenomena ini sering kali terjadi cuaca ekstrem, seperti hujan deras disertai petir dan angin kencang.
Waspadai terjadi bencana banjir, longsor, hingga puting beliung. Warga yang sedang beraktivitas di luar ruangan, apabila terjadi hujan disertai petir dan angin kencang, segera menepi dan berlindung di tempat aman.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat, terjadi 68 bencana alam pada 1-25 April 2024. Sejumlah kejadian bencana ini meliputi 28 bencana angin puting beliung, 23 longsor, dan 17 kejadian banjir.
Dampaknya, sebanyak 237 rumah rusak dan 3.395 rumah terendam, serta 1.506 warga terdampak, 3 warga di antaranya meninggal.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Teguh Rahayu memaparkan, wilayah Jawa Barat termasuk kawasan Bandung Raya saat ini berada pada masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Kondisi yang terjadi saat ini sudah memasuki awal musim kemarau.
Teguh pun mengimbau masyarakat mewaspadai terjadinya potensi cuaca buruk pada masa pancaroba. Dampak cuaca buruk yang dapat terjadi, antara lain, hujan dengan intensitas lebat yang disertai petir dan angin kencang hingga berpotensi terjadi angin puting beliung.
”Waspadai terjadi bencana banjir, longsor hingga puting beliung. Warga yang sedang beraktivitas di luar ruangan, apabila terjadi hujan disertai petir dan angin kencang, segera menepi dan berlindung di tempat aman,” ucap Teguh.