Erupsi Gunung Ruang, Tiga Hari untuk Evakuasi Ribuan Warga Tagulandang
Ribuan warga di sekitar Gunung Ruang harus dievakuasi keluar pulau. Sebagian warga sakit dan butuh penanganan segera.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Sebanyak 5.719 warga Pulau Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, masih harus diungsikan seiring dampak erupsiGunung Ruang. Gunung Ruang terletak di pulau Ruang, tepat di sebelah barat daya Tagulandang. Pengerahan kapal terus dilakukan dan ditargetkan tuntas tiga hari ke depan.
Sebagian warga Tagulandang kini dilaporkan dalam kondisi sakit. Pemerintah memperpanjang status tanggap darurat hingga dua pekan ke depan.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto menjabarkan, hingga Kamis (2/5/2024) telah ada 3.364 warga yang dievakuasi keluar dari Pulau Tagulandang. Mereka dievakuasi dengan sejumlah kapal dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta, selama tiga hari terakhir.
”Berdasarkan pendataan, total ada 9.083 orang. Jadi, masih ada 5.719 orang yang harus dievakuasi. Selain kapal yang telah ada, juga rencananya akan ada KRI Teluk Lampung yang berkapasitas hingga 600 orang. Kami harap evakuasi terus berjalan dan bisa selesai dalam tiga hari ke depan,” kata Suharyanto, dalam rapat koordinasi penanganan bencana erupsi Gunung Ruang, di Manado, Kamis siang.
Status Gunung Ruang yang saat ini berada di level Awas harus terus diwaspadai semua pihak. Gunung ini memiliki karakteristik yang berbeda dan pola erupsi yang tidak biasa. Oleh sebab itu, semua sumber daya harus dikerahkan dalam masa tanggap darurat agar kejadian fatal bisa dihindari. Perpanjangan masa tanggap darurat sejak Selasa (30/4/2024) hingga Selasa (14/5/2024) mendatang merupakan langkah untuk menangani dan mengantisipasi dampak erupsi yang bisa saja kembali terjadi.
”Di masa ini, semua kebutuhan masyarakat terdampak harus kita penuhi. Berbagai laporan, terkait kebutuhan makanan dan lainnya, segera disiapkan. Terkait rekonstruksi dan rehabilitasi, agar segera dilaporkan kepada kami untuk bantuan ke depannya,” ujarnya.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey memaparkan, sejauh ini upaya untuk penanganan warga terdampak erupsi terus berjalan. Selain penanganan darurat, pemerintah mulai memikirkan relokasi dua kampung yang berlokasi di Pulau Ruang, titik utama erupsi.
Menurut Olly, dua kampung tersebut dihuni oleh 301 keluarga dan merupakan wilayah paling terdampak. Sejak awal, warga telah dievakuasi dan ditempatkan di lokasi yang aman.
”Saat ini kami telah mencari alternatif lokasi relokasi warga. Menurut rencana, ada di Likupang dan Bolaang Mongondow Selatan. Ini akan dilaporkan ke pemerintah pusat,” tuturnya.
Danlantamal VIII Laksamana Pertama TNI Nouldy J Tangka menyebutkan, pihaknya terus berupaya melakukan evakuasi warga secara kontinu. Bersama instansi lain, warga dibawa menggunakan kapal menuju lokasi pengungsian yang tersebar di sejumlah titik.
”Namun, berdasarkan yang kami lihat, kondisi pengungsi itu kekurangan sayur dan buah. Mereka butuh serat agar pencernaan baik. Beberapa kami lihat buang air besar susah dan berdarah. Selain itu, beberapa warga yang sakit membutuhkan penanganan segera,” tuturnya.
Hal yang sama juga turut dilaporkan Kapolda Sulut Inspektur Jenderal Yudhiawan Wibisono dan Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Chandra Wijaya.
Terkait hal ini, Kepala BNPB Suharyanto menugaskan agar makanan masyarakat segera dipenuhi. Tim harus memenuhi kebutuhan serat, baik sayuran maupun buah-buahan.
Status Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro atau Sitaro, Sulawesi Utara, naik menjadi Awas per 30 April 2024 pukul 01.30 Wita. Masyarakat dalam radius 7 kilometer dari pusat kawah diminta untuk mengungsi, terutama di pesisir pantai barat Pulau Tagulandang untuk menghindari potensi dampak erupsi.
Kenaikan aktivitas vulkanik ini tampak dari gempa vulkanik dangkal dan dalam yang tinggi sejak Senin (29/4/2024). Berdasarkan catatan PVMBG, hari itu dalam kurun 00.00-24.00 Wita, tercatat 15 kali gempa guguran, 237 kali gempa vulkanik dangkal, 425 kali gempa vulkanik dalam, 15 kali gempa tektonik lokal, dan 6 kali gempa tektonik jauh.
Bandara dibuka lagi
Selain dampak ke warga sekitar, sebaran abu vulkanik juga menyebabkan terhentinya operasional Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, dan enam bandara lainnya selama beberapa waktu terakhir.
Namun, pada Kamis pagi tadi, sejumlah bandara lain telah dibuka seiring berkurangnya sebaran abu. Operasional bandara di Manado masih menunggu rapat koordinasi pada Kamis sore ini.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan menjelaskan, erupsi Gunung Ruang rutin terjadi sejak awal 1.800-an. Saat erupsi terjadi, selalu ditandai dengan munculnya awan panas yang sangat berbahaya bagi masyarakat sekitar.
Berdasarkan karakteristik, ia melanjutkan, Gunung Ruang berbeda dengan sejumlah gunung api lainnya di Indonesia. Gunung ini memiliki karakter eksplosif yang bisa berubah dalam waktu begitu cepat. Status Siaga bisa berubah menjadi Awas dalam hitungan jam.
Oleh karena itu, ia berharap semua pihak meningkatkan kewaspadaan, utamanya di masa tanggap darurat saat ini.
”Apalagi alat pantau kami rusak, kami harap bisa segera terpasang agar kita bisa memantau apa yang terjadi di gunung tersebut dengan cepat,” ucapnya.