Pengungsi dari Tagulandang Terus Berdatangan ke Posko BLK Bitung
Posko di Bitung, Sulawesi Utara, masih terus didatangi pengungsi erupsi Gunung Ruang. Status gunung masih Awas.
Oleh
RAYNARD KRISTIAN BONANIO PARDEDE
·3 menit baca
BITUNG, KOMPAS — Evakuasi pengungsi dari Pulau Tagulandang, Sulawesi Utara, akibat erupsi Gunung Ruang masih terus dilakukan. Penduduk mengungsi ke berbagai tempat, seperti Kota Bitung, Kota Manado, hingga Kabupaten Minahasa Utara.
Layanan seperti tempat tinggal layak hingga pemeriksaan kesehatan disediakan. Fasilitas pengantaran pun disiapkan bagi mereka yang ingin mengungsi ke rumah keluarga. Status Gunung Ruang masih berada di level IV Awas.
Di Bitung, pemerintah menyediakan posko pengungsian di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara. Per Senin (6/5/2024), sebanyak 95 orang masih berada di posko ini.
Pengungsi yang mayoritas berkeluarga diberikan masing-masing satu kamar berukuran 4 meter x 4 meter untuk beristirahat. Kebutuhan makan pengungsi juga tersedia sepanjang hari dari dapur umum yang berada di area BLK.
Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kota Bitung Sammy Lombogia menjelaskan, sejak erupsi kedua pada Selasa (30/4/2024), sudah ada 2.000 warga Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, yang berada di BLK ini.
Mayoritas dari mereka hanya menginap beberapa hari sebelum dijemput oleh keluarga. Mereka yang tidak memiliki jemputan dibantu oleh pemerintah untuk diantar ke pihak keluarga.
Namun, tidak sedikit mereka yang memutuskan kembali ke posko BLK Bitung karena dinilai mendapatkan layanan yang cukup baik. Beberapa dari pengungsi yang sudah tinggal di rumah keluarga juga kerap datang ke BLK untuk mengambil bantuan makanan. Pihaknya juga menyediakan fasilitas penyembuhan trauma (trauma healing) bagi pengungsi.
Senin malam ini diperkirakan akan ada 30 orang yang tiba di posko pengungsian. Selain di Bitung, posko pengungsian juga berada di gedung Kantor Sentra Tumoutou, Manado.
”BLK ini tipenya rumah susun sehingga layak untuk dijadikan tempat pengungsian. Fasilitas ada kamar mandi di setiap kamar. Di sini juga banyak sukarelawan yang membantu pengungsi,” ujarnya di Bitung, Sulawesi Utara, Senin.
Fasilitas kesehatan juga disiapkan oleh pemerintah. Petugas dari puskesmas dan rumah sakit umum daerah setempat juga tersedia. Pengungsi asal Desa Balehumara, Kecamatan Tagulandang, Sitaro, Safira Wulanta (19), menjelaskan, petugas rutin mengecek kesehatan pengungsi di BLK Bitung tersebut. Perempuan yang sedang mengandung 9 bulan ini sedang menunggu kelahiran anak pertamanya.
Ia menjelaskan, sang suami masih berada di Pulau Tagulandang. Safira yang tiba di BLK Bitung, Kamis (2/5/2024), memutuskan untuk mengungsi tanpa ditemani suami karena alasan ketersediaan fasilitas kesehatan.
Desa Balehumara di Pulau Tagulandang menjadi desa yang terdampak paling parah. Letak desa yang berada di seberang Pulau Gunung Ruang membuat erupsi beberapa waktu lalu cepat merusak rumah warga. Safira menyebut, hampir seluruh warga desa tersebut sudah mengungsi. Hanya tersisa beberapa orang yang memutuskan untuk tetap di Tagulandang, tetapi tinggal di desa yang berada di luar zona bahaya.
”Mungkin dalam minggu-minggu ini (melahirkan). Bidan rutin mengecek ke kamar untuk memastikan kesehatan kita,” ujarnya.
Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional Manado Monce Brury menjelaskan, hingga Senin pukul 07.00 Waktu Indonesia Tengah, sudah ada 5.687 penduduk Pulau Tagulandang yang diungsikan. Evakuasi dilakukan sejak Selasa (30/4/2024) hingga Senin (6/5/2024) dengan menggunakan transportasi laut.
Tidak hanya menggunakan kapal milik pemerintah dan TNI AL, kapal komersial juga ikut mengevakuasi warga. ”Kita posisi standby sembari menunggu perintah permintaan evakuasi. Aktivitas mulai membaik dengan dibukanya kembali Bandara Sam Ratulangi,” ujarnya.
Tetap waspada
Pada Minggu (5/5/2024), Pusat Vulkanologi dan Bencana Mitigasi Geologi (PVBMG) telah menurunkan radius area berbahaya Gunung Ruang dari 7 kilometer menjadi 5 kilometer. Namun, hingga Senin, status Gunung Ruang masih berada di level IV Awas.
Pemantau di Pos Pengamatan Gunung Ruang, Yopi Rombot, menjelaskan, gempa vulkanik dan gempa tremor tercatat masih terjadi di Gunung Ruang. Asap berwarna putih tipis, putih tebal, hingga putih berkabut masih kerap terlihat dari kawah Gunung Ruang.
Pada periode 1-5 Mei 2024, PVBMG mencatat ada 2 gempa erupsi, 76 gempa vulkanik dangkal, dan 16 gempa vulkanik dalam. Gempa tektonik lokal juga masih terjadi sebanyak 4 kali dan gempa tektonik jauh sebanyak 26 kali.
Pemberitahuan mengenai status gunung akan diberikan setiap enam jam.
Selain gempa, erupsi juga masih terjadi pada periode tersebut. Pada Rabu (1/5/2024), erupsi terjadi dengan kolom abu setinggi 600 meter dan pada Kamis (2/5/2024) dengan kolom abu setinggi 300 meter.
”Alat pencatat gempa dan pemantau gunung api masih bekerja dengan baik. Pemberitahuan mengenai status gunung akan diberikan setiap enam jam. Masyarakat diharapkan berpatokan pada informasi dari pemerintah,” ujarnya.