Ekaterina Alexandrova menyingkirkan dua petenis unggulan lima teratas di Miami. Mereka adalah Pegula dan Swiatek.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
MIAMI, RABU — Turnamen WTA 1000 Miami menjadi mimpi buruk bagi petenis putri unggulan sepuluh besar. Sembilan dari mereka tersisih sejak babak kedua hingga perempat final, dua di antaranya disingkirkan Ekaterina Alexandrova.
Alexandrova mengalahkan unggulan kelima, Jessica Pegula, pada perempat final dengan skor 3-6, 6-4, 6-4 di Stadion Hard Rock, Miami Gardens, Florida, Amerika Serikat, Rabu (27/3/2024). Ini menjadi kemenangan kedua beruntun atas unggulan lima besar, yang juga merupakan petenis peringkat lima besar dunia, bagi Alexandrova. Pada babak keempat, petenis Rusia itu mengalahkan petenis nomor satu dunia, Iga Swiatek, dengan skor cukup telak, 6-4, 6-2.
Selain Pegula dan Swiatek, unggulan sepuluh besar lain yang telah tersingkir adalah Aryna Sabalenka (2), Cori ”Coco” Gauff (3), Ons Jabeur (6), Zheng Qin Wen (7), Maria Sakkari (8), Jelena Ostapenko (9), dan Daria Kasatkina (10).
Satu-satunya yang bertahan dan akan tampil pada semifinal, pada Kamis, adalah Elena Rybakina yang menjadi unggulan keempat. Juara Wimbledon 2022 itu akan berhadapan dengan mantan petenis nomor satu dunia, Victoria Azarenka, yang mengalahkan Zheng pada babak ketiga.
Semifinal lainnya akan berlangsung antara Alexandrova dan petenis tuan rumah, Danielle Collins. Collins, yang akan mengakhiri karier sebagai petenis profesional pada akhir 2024, mengalahkan Caroline Garcia pada perempat final. Sementara Garcia adalah si penakluk Coco pada babak keempat.
”Luar biasa. Sangat sulit untuk memenangi pertandingan hari ini. Ini adalah pencapaian terbaik saya di turnamen ini dan mencapai semifinal adalah bonus yang besar,” tutur Alexandrova.
Alexandrova adalah petenis ranking ke-14 dunia yang menjalani persaingan di tenis profesional sejak 2011. Semifinal yang akan dijalani di Miami menjadi yang kedua dari turnamen berlevel WTA 1000 setelah di Madrid pada 2022. Saat itu, perjalanannya dihentikan Jabeur yang akhirnya juara. Di ajang Grand Slam, pencapaian terbaiknya adalah babak keempat di Wimbledon 2023.
Luar biasa. Sangat sulit untuk memenangi pertandingan hari ini. Ini adalah pencapaian terbaik saya di turnamen ini dan mencapai semifinal adalah bonus yang besar.
Gelar pertama petenis berusia 29 tahun itu di ajang WTA didapat dari WTA International Shenzhen 2020 setelah mengalahkan Rybakina di final. Dia memiliki tiga gelar lain dari WTA 250, tetapi belum bisa menjuarai turnamen dengan level lebih tinggi. Dua final dari turnamen WTA 500 di Rusia pada 2021 dan Austria pada Februari 2024 berakhir dengan kekalahan.
Jika bisa mengalahkan Collins, Alexandrova akan mencapai hasil tertinggi dalam kariernya. Namun, dia menyadari bahwa tantangan dari setiap babak semakin berat. ”Tidak ada pertandingan yang mudah di sini,” katanya.
Collins, yang akan dihadapi Alexandrova, adalah petenis yang cukup sering membuat kejutan dengan mengalahkan petenis top. Saat mencapai final Grand Slam Australia Terbuka 2022, dia menyingkirkan Swiatek di semifinal. Tiga tahun sebelumnya di ajang yang sama, Collins menang atas Angelique Kerber yang menjadi unggulan kedua di babak keempat.
Jika bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya, Collins memiliki senjata servis dan forehand yang solid dari baseline. Saat mengalahkan Garcia pada perempat final, sebanyak 90 persen poinnya didapat dari servis pertama. Dia tak pernah menghadapi break point lawan dan tiga kali mematahkan servis lawan dari delapan kesempatan.
Collins tak pernah berhadapan dengan Alexandrova. Meski demikian, dia tetap mewaspadainya. ”Permainannya terus berkembang dan dia melalui perjalanan yang baik dalam beberapa bulan terakhir,” ujar Collins.
Ketika Collins melawan Alexandrova menjadi persaingan dua petenis yang belum pernah lolos ke final WTA 1000, Rybakina dan Azarenka adalah petenis yang telah memiliki gelar juara dari turnamen level tersebut. Rybakina menjuarai WTA Indian Wells dan Roma pada 2023. Sementara Azarenka, yang memulai karier di arena profesional pada 2003, memiliki 10 gelar juara WTA 1000, termasuk dari Miami pada 2009, 2011, dan 2016.
Peluang Medvedev masih terbuka
Pada persaingan tunggal putra di level ATP Masters 1000, Daniil Medvedev masih berpeluang untuk mempertahankan gelar juara. Unggulan ketiga itu memenangi perempat final atas Nicolas Jarry 6-2, 7-6 (7).
Meski memiliki 20 gelar juara, termasuk dari Grand Slam AS Terbuka 2021 dan enam dari ATP Masters 1000, Medvedev tak pernah mempertahankan gelar juara. Tahun ini, dia kehilangan gelar dari Rotterdam dan Doha karena tak ikut bertanding. Sementara gelar juaranya dari Dubai hilang karena tersingkir di semifinal. Miami Masters pun menjadi kesempatan berikutnya untuk bisa menjuarai satu turnamen secara beruntun.
Namun, salah satu penghalang besarnya menanti di semifinal, yaitu Jannik Sinner yang menang atas Tomas Machac 6-4, 6-2. Medvedev unggul 6-4 dari Sinner, tetapi kalah dalam empat pertemuan terakhir.
Sinner, yang menjadi unggulan kedua, juga tampil konsisten pada tahun ini dengan selalu mencapai semifinal dalam empat turnamen. Dia bahkan menjuarai dua turnamen beruntun, yaitu Australia Terbuka dan ATP 500 Rotterdam.
”Dia bermain lebih baik dari pertandingan ke pertandingan. Saat mendapat kesulitan, dia bisa mencari solusi. Itulah yang menjadi pembeda juara dengan yang lain. Jadi, melawan Jannik sudah pasti menjadi tantangan besar,” komentar Medvedev dalam laman resmi ATP.
Peluang terjadinya pertemuan di antara petenis unggulan empat besar bisa terjadi pada semifinal lain, yaitu antara Carlos Alcaraz (1) dan Alexander Zverev (4). Namun, Alcaraz harus melewati Grigor Dimitrov lebih dulu dalam perempat final, Kamis, sedangkan Zverev harus menang atas Fabian Marozsan. (AFP/REUTERS)