Perjalanan Megawati ”Megatron” dan Red Sparks di Liga Bola Voli Korea berakhir. Namun, kegemilangan mereka tak terhapus.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
Kebangkitan pada laga kedua babak playoff V League atau Liga Bola Voli Korea tidak cukup mengantar Daejeon Jung Kwan Jang Red Sparks menyegel tiket ke final penentuan juara. Megawati Hangestri Pertiwi dan kawan-kawan kehilangan momentum pada pertandingan ketiga sehingga langkah mereka berakhir di tangan Heungkuk Life Insurance Pink Spiders.
Megawati dan Red Sparks bisa lolos ke pertandingan final jika meraih kemenangan pada laga ketiga kontra Pink Spiders di Incheon Samsan World Gymnasium, Selasa (26/3/2024) malam. Pertandingan tersebut merupakan laga penentuan setelah kedua tim saling mengalahkan dalam dua partai sebelumnya.
Pada laga pertama fase playoff di Incheon Samsan World Gymnasium, Jumat (22/3/2024), Pink Spiders mengalahkan tim tamu 3-1 (22-25, 25-13, 25-23, 25-23). Namun, Red Sparks berhasil memaksakan laga ketiga setelah menang dalam laga kandang atas Pink Spiders, Minggu (24/3/2024), dengan skor 3-1 (25-19, 25-23, 20-25, 25-15).
Pertandingan fase playoff Liga Bola Voli Korea berlangsung dengan format best of three. Jika sebuah tim menang dalam dua pertandingan, mereka berhak lolos ke laga penentuan juara melawan pemuncak klasemen, Hyundai Engineering and Constructiom Hillstate. Namun, apabila kedua tim saling mengalahkan dalam dua laga, harus ada pertandingan ketiga sebagai penentuan.
Pemain kami sudah melakukan yang terbaik, tetapi ada beberapa kekurangan. Saya akan melakukan yang terbaik untuk mengisi segala kekurangan itu.
Kebangkitan Megawati dan kawan-kawan pada pertandingan kedua sebenarnya sempat memunculkan harapan untuk menghapus kutukan. Tim yang kalah pada laga pertama biasanya kesulitan untuk menembus laga final. Sebab, tiket ke final selalu menjadi milik tim yang menguasai pertandingan pertama.
Kemenangan Red Sparks pada laga kedua seolah menantang probabilitas yang selalu berpihak pada pemenang pertandingan pertama. Berdasarkan catatan media Korea, Gyeonggi Ilbo, semua tim yang memenangi pertandingan pertama dalam 17 playoff terakhir sukses melaju ke laga final.
Sebagai tim yang kalah pada laga pertama, Red Sparks gagal mematahkan kutukan setelah kembali kalah pada pertandingan ketiga, 0-3 (18-25, 19-25, 19-25). Alhasil, Pink Spiders berhak melenggang ke partai final.
”Pemain kami sudah melakukan yang terbaik, tapi ada beberapa kekurangan. Saya akan melakukan yang terbaik untuk mengisi segala kekurangan itu,” tutur pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin, dikutip dari media Korea Selatan, Osen.
Kendati Ko Hee-jin tidak memerinci kekurangan anak-anak asuhannya, perubahan performa sebenarnya terlihat dari laga kedua dan ketiga. Hal itu tecermin dalam efektivitas permainan Red Sparks. Berdasarkan data KOVO (Federasi Bola Voli Korea), terdapat perbedaan besar dalam dua laga tersebut.
Tingkat keberhasilan serangan Red Sparks pada pertandingan kedua sebesar 45,58 persen. Efisiensi penerimaan bola (receive) mereka pun sebesar 45,33 persen. Artinya, baik serangan maupun pertahanan Megawati ”Megatron” dan kawan-kawan ini bagus. Motor serangan tim, Giovanna ”Zia” Milana, mencetak 30 poin dan memiliki tingkat keberhasilan serangan 47,46 persen. Adapun Megawati mencetak 25 poin dan memiliki tingkat keberhasilan serangan 48 persen.
Saat tumbang pada pertandingan ketiga, performa Red Sparks menurun. Tingkat keberhasilan serangan tim turun menjadi 33,03 persen dan efisiensi penerimaan turun menjadi 11,94 persen. Mega mencetak 16 poin dengan tingkat keberhasilan serangan 35 persen, dan Zia mencetak 12 poin dengan tingkat keberhasilan serangan 30,77 persen.
Red Sparks memang tak bisa bermain dengan kekuatan penuh setelah kapten tim, outside hitter Lee So-young, cedera sebelum playoff. Mereka juga kehilangan middle blocker Jeong Ho-young selepas laga pertama playoff.
Namun, Ko Hee-jin enggan menjadikan hal itu sebagai alasan. Menurut Ko, Red Sparks gagal menjalankan rencana permainan. Ko menyebut, irama permainan anak-anak asuhannya tidak tepat. Sementara itu, Pink Spiders sukses menerapkan rencana permainan dengan baik sehingga menguasai laga.
”Bola voli putri Korea hanya akan berkembang jika pertahanan, servis, dan penerimaannya bagus,” kata Ko.
Kegagalan Red Sparks melaju ke partai final ini menambah rekor buruk mereka pada babak playoff. Dalam tujuh penampilan sebelumnya pada fase ini, mereka hanya dua kali lolos ke final.
Bahkan, lima kegagalan Red Sparks sebelumnya itu terjadi saat mereka lolos ke playoff sebagai tim peringkat ketiga klasemen musim reguler. Itu terjadi pada Liga Voli Korea musim 2005-2006, 2013-2014, dan 2016-2017. Artinya, Red Sparks memiliki catatan buruk tak pernah melaju ke final jika bermain sebagai tim peringkat ketiga.
Meski begitu, kegagalan tersebut tak menghapus kegemilangan Megawati dan Red Sparks di Liga Bola Voli Korea musim ini. Red Sparks mengakhiri puasa tampil di fase playoff selama tujuh tahun. Mereka juga meraih tujuh kemenangan beruntun, pertama kali dalam 15 tahun.
Megawati sendiri menempati posisi ketujuh daftar peringkat pencetak skor terbanyak. Dari 35 pertandingan dan 132 set yang dilakoni, Megawati mencetak 736 poin. Dalam aspek serangan, pemain asal Jember, Jawa Timur, ini bahkan menempati peringkat keempat dengan efektivitas serangan mencapai 43,95 persen.
Megawati dan Red Sparks mungkin belum berhasil mewujudkan impian untuk meraih gelar juara. Namun, mereka telah menorehkan kegemilangan dalam lima bulan kompetisi ini.