Kisah musim lalu dan jadwal tersisa membuat Arsenal belum diunggulkan untuk juara, setidaknya setelah 28 pekan berlalu.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
”Si Gajah”. Begitu Arsenal dijuluki musim lalu. Saat memuncaki klasemen, mereka diibaratkan seperti gajah di atas pohon. Tidak ada yang mengira hal itu bisa terjadi, tetapi pada akhirnya mereka akan terjatuh. Perkiraan tersebut terbukti pada akhir musim. Kisah serupa mulai menyapa lagi musim ini.
Arsenal kokoh di puncak klasemen menjelang 10 pertandingan terakhir liga, unggul selisih gol dari Liverpool dan hanya satu poin dari Manchester City. ”Si Meriam”, julukan Arsenal, juga sudah menaklukkan kedua tim rival itu di musim ini. Namun, semua itu belum cukup. Mereka masih tidak diunggulkan dalam perburuan juara.
Dari prediksi superkomputer Opta, misalnya. Peluang Arsenal menjuarai liga hanya 19 persen, tertinggal jauh dari Liverpool (35 persen) dan City (46 persen). Perkiraan itu dibuat dengan simulasi data berdasarkan peringkat tim Opta, serta performa tim masing-masing dari kondisi saat ini dan rekam jejak sebelumnya.
Perburuan gelar akan mengerucut saat Arsenal bertamu ke markas City, Stadion Etihad, pada Minggu (31/3/2024). Uniknya, bahkan jika menang, Arsenal masih belum diunggulkan. Liverpool, seandainya juga menang atas Brighton, justru memimpin perburuan (44 persen), disusul Arsenal (36 persen) dan City (20 persen).
Hanya ada satu skenario yang membuat Arsenal diunggulkan, yaitu jika Arsenal menang di Stadion Etihad dan Liverpool kehilangan poin. Peluang tim asuhan Mikel Arteta itu akan naik drastis menjadi 45 persen. Namun, Arsenal seperti butuh banyak keajaiban pada akhir pekan nanti untuk mewujudkan itu.
Opta tidak mengunggulkan Arsenal hingga kini dengan dasar kuat. Salah satunya, City dan Liverpool akan keluar sebagai pemenang pada akhir pekan. Arsenal memang sukses mengalahkan City 1-0 pada pertemuan pertama di kandang sendiri, Oktober lalu. Meskipun begitu, Stadion Etihad akan menawarkan pengalaman berbeda.
City tidak pernah terkalahkan dalam 38 laga kandang terakhir dalam seluruh kompetisi (33 menang, 5 seri), sejak takluk dari Brentford pada November 2022. Tim asuhan Josep Guardiola itu juga mencatat rekor cemerlang ketika bertemu Arsenal di liga, 12 menang, 1 kalah. Faktor kandang itu diperkirakan jadi pembeda.
Kami harus pergi ke Etihad, tempat yang sangat sulit. Namun, jika Anda ingin melewati tembok penghalang (juara), kami harus pergi dan menang di sana.
Sama halnya dengan Liverpool. Sulit melihat Mohamed Salah dan rekan-rekan tidak menang atas Brighton yang sedang inkonsisten. Mereka akan tampil di depan publik sendiri, Stadion Anfield. Liverpool tidak pernah kalah dalam 26 pertandingan terakhir liga di kandang, termasuk memenangi 20 laga di antaranya.
Ahli data milik Nielsen, Gracenote, juga membuat prediksi juara yang dipublikasikan di BBC Sport. Arsenal berada di peringkat terbawah dengan kemungkinan 19 persen. Hanya City (44 persen) dan Liverpool (37 persen) yang sedikit berbeda. Menurut Kepala Analisis Gracenote Simon Gleave, rekam jejak Arsenal memengaruhi.
Pada Maret 2023, Arsenal masih memuncaki klasemen seperti saat ini. Namun, performa mereka tiba-tiba merosot dan disusul City yang menjadi juara. ”City bisa mengubah pertarungan dari situasi 50/50 menjadi kepastian gelar hanya kurang dari sebulan,” ujar Gleave tentang keunggulan City di momen kritis.
Menurut Gleave, Arsenal juga memiliki jadwal yang lebih berat dibandingkan kedua tim lain. ”Si Meriam” masih bertemu enam tim dari peringkat sepuluh besar. Sebanyak lima kali di antaranya merupakan laga tandang, antara lain melawan tim besar, seperti Manchester United dan Tottenham Hotspur.
Adapun City dan Liverpool sudah menghadapi satu sama lain sebelum jeda internasional. ”City dan Liverpool juga akan menjalani enam laga lawan tim sepuluh besar. Bedanya, City akan bermain di kandang sebanyak empat kali di antaranya, sementara Liverpool tiga kali,” kata Gleave.
Meskipun begitu, prediksi itu tidak lebih dari gambaran awal. Skuad Arsenal akan menentukan nasib sendiri. Arsenal datang ke Stadion Etihad dengan rekor delapan kemenangan beruntun serta catatan impresif memasukkan 33 gol dan hanya kemasukan 4 gol. Jika bisa melanjutkan tren positif itu, mereka akan mengubah peta persaingan.
”Kami harus pergi ke Etihad, tempat yang sangat sulit. Namun, jika Anda ingin melewati tembok penghalang (juara), kami harus pergi dan menang di sana. Kami harus menunjukkan ketangguhan dan karakter bahwa tim ini adalah yang terbaik. Kami memiliki keyakinan penuh untuk membawa hasil positif,” kata gelandang Arsenal Declan Rice.
Dari semua prediksi yang ada saat ini, terdapat satu pertanyaan paling krusial. Apakah Arsenal masih merupakan ”Si Gajah” yang sama seperti tahun lalu atau sudah belajar dari kesalahan? Cuplikan dari jawaban pada akhir musim itu akan mulai terlihat seusai laga akhir pekan nanti di Stadion Etihad. (AP/REUTERS)