Memadamkan ”Kebakaran” Liverpool dan Tottenham di Anfield
Liverpool dan Tottenham akan berebut air untuk memadamkan kebakaran dalam skuad masing-masing di Stadion Anfield.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
LIVERPOOL, SABTU — Akibat tekanan perburuan gelar juara, kehangatan skuad Liverpool berubah menjadi api besar yang membakar harmoni dan ekspektasi tim. Kekacauan selama dua bulan terakhir masih bisa dipulihkan walau tanpa trofi. Manajer Liverpool Juergen Klopp pantas mendapatkan perpisahan yang lebih baik.
Akhir musim semakin dekat, begitu pun perpisahan Klopp dengan Liverpool. Mimpi Mohamed Salah dan rekan-rekan mempersembahkan quadruple atau empat titel juara untuk sang manajer sirna. Mereka harus puas dengan raihan satu trofi Piala Liga. Tiga trofi lain hilang satu per satu sejak Maret.
Tekanan (juara) itu sudah hilang. Semua sudah selesai. Akan bagus jika kami bisa memainkan lagi sepak bola yang sangat, sangat baik.
Terakhir adalah Liga Inggris. Liverpool masih bisa juara secara matematis, tetapi sudah tidak realistis. Mereka tertinggal terlalu jauh dari Arsenal dan Manchester City dalam tiga pekan tersisa. Klopp mengamini situasi tersebut. ”Memang belum berakhir, tetapi terlihat seperti itu (sudah selesai),” katanya.
”Kebakaran” muncul dari berbagai sisi, termasuk di Stadion Anfield yang merupakan simbol kesuksesan Liverpool dalam rezim Klopp. Mereka kalah beruntun dalam dua laga kandang terakhir. Hasil buruk turut membakar harmoni dalam tim. Terbukti dengan perdebatan antara Klopp dan Salah di tepi lapangan pada pekan lalu.
Skuad Liverpool berkesempatan memperbaiki memori buruk itu di Stadion Anfield, Minggu (5/5/2024) malam WIB. Mereka akan menjamu Tottenham Hotspur yang juga sedang berada dalam rentetan hasil buruk. Klopp berharap para pemain bisa menunjukkan kembali wajah asli sebagai salah satu tim terbesar di Inggris.
”Tekanan (juara) itu sudah hilang. Semua sudah selesai. Akan bagus jika kami bisa memainkan lagi sepak bola yang sangat, sangat baik. Itu akan terasa menyenangkan karena beberapa pekan terakhir sangat tegang. Kami ada dalam periode yang sangat intensif,” ujar Klopp yang tinggal menyisakan tiga laga di Liverpool.
Menurut Klopp, hubungan dengan Salah sudah baik-baik saja. Konflik yang terjadi dalam laga versus West Ham United itu terjadi karena rentetan hasil yang tidak sesuai ekspektasi. Salah pun sempat harus dicadangkan. Namun, semua selesai berkat fondasi hubungan saling hormat sejak Salah datang ke Liverpool pada 2017.
Adapun Salah hanya menyumbang satu gol dalam delapan penampilan terakhir di seluruh kompetisi, sejak awal April. Jumlah tersebut sangat minim jika dibandingkan dengan kontribusinya sejak awal musim sampai sebelum berangkat ke Piala Afrika, yaitu 18 gol dan 8 asis dari 27 penampilan.
Pekerjaan terberat bagi Klopp saat ini adalah mengembalikan kepercayaan diri para pemain. Mereka hanya menang dua kali dalam tujuh laga terakhir di seluruh kompetisi, termasuk di antaranya kalah dalam derbi Merseyside dari Everton. Adapun bek andalan Virgil van Dijk diragukan tampil karena problem cedera.
”Semua adalah tentang laga selanjutnya. Sekarang kami harus mengembalikan kepercayaan diri para pemain lagi. Di momen bagus semua akan baik-baik saja, tetapi saat seperti ini (situasi sulit) kamera akan terus menyoroti wajah mereka. Tugas Anda adalah melindungi mereka,” pungkas Klopp.
Di sisi lain, Tottenham akan datang dengan kondisi ruang ganti yang sedang kalut. Mereka kalah beruntun dalam tiga laga terakhir, termasuk dalam dua derbi London dari Arsenal dan Chelsea. Akibatnya, tim asuhan Manajer Ange Postecoglou tersebut terancam gagal menembus empat besar dan lolos ke Liga Champions musim depan.
Postecoglou yang dikenal berwibawa dan tenang, sempat kehilangan kendali saat laga versus Chelsea pada Jumat kemarin. Dia memarahi anak asuhnya dari pinggir lapangan. Wajahnya tampak memerah. Menurut sang manajer, para pemain tidak menunjukkan standar yang semestinya dalam laga derbi.
”Saya yakin mereka merasakan sakit (setelah kalah dalam derbi). Tetapi, itu adalah bagian dari proses. Laga besar akan selalu menjadi laga besar. Anda perlu merasakan sakit itu untuk mengerti, intensitas seperti apa yang dibutuhkan untuk merepresentasikan klub ini,” jelas Postecoglou.
Kepanikan Spurs terlihat dalam formasi di dua laga terakhir. Postecoglou mencadangkan gelandang Yves Bissouma saat bertemu Arsenal, lalu melakukan hal serupa pada gelandang serang James Maddison ketika versus Chelsea. Dua pemain itu sempat tidak tergantikan pada awal musim.
Pertahanan Spurs menjadi sorotan terbesar. Mereka tidak pernah mencatat nirbobol dalam tujuh laga teranyar, kemasukan total 15 gol. Hal itu disebabkan garis pertahanan sangat tinggi. Mereka sangat rentan dalam serangan balik. Liverpool, sebagai tim terbaik dalam transisi, akan diuntungkan jika Spurs tidak berubah.
Menurut Postecoglou, proyeknya bersama Spurs masih berada di jalur yang tepat. ”Selalu ada masa-masa sulit dalam setiap pekerjaan yang pernah saya ambil. Kadang di awal, tengah, dan akhir. Anda tidak akan tumbuh dengan berpikir segalanya akan berjalan lancar. Anda harus melewati masa-masa seperti ini,” kata pria 58 tahun itu. (AP/REUTERS)