Belum Semua Parpol KIM Dukung Khofifah-Emil Dardak di Jatim
Meski setuju usung Khofifah Indar Parawansa sebagai cagub Jawa Timur, koalisi belum putuskan cawagubnya.
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU, NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meski sudah memberikan persetujuan untuk mengusung Khofifah Indar Parawansa sebagai calon Gubernur Jawa Timur 2024, sejumlah partai politik tidak serta-merta menunjuk sosok yang akan dipasangkan dengan kandidat petahana tersebut. Calon pasangan Khofifah masih akan dibicarakan baik antaranggota Koalisi Indonesia Maju ataupun parpol lain yang juga bakal memberikan dukungan.
Pencalonan kembali Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 didukung seluruh partai politik (parpol) anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mengusung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Sejumlah parpol dimaksud adalah Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Demokrat.
Dukungan penuh diberikan karena Khofifah merupakan bagian dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran yang dinilai berkontribusi besar bagi perolehan suara pasangan tersebut di Jatim. Kendati mendukung Khofifah, parpol-parpol anggota KIM tak serta-merta memberikan dukungan kepada Emil Elestianto Dardak, Wakil Gubernur Jatim, yang disebut bakal dipilih kembali oleh Khofifah untuk mendampinginya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, penentuan kandidat yang akan didukung di pilkada bergantung pada komposisi dukungan dari parpol-parpol lain. Sebab, Gerindra pun harus berkoalisi dengan parpol lain untuk mengusung calon di pilkada lantaran perolehan suara di daerah belum memenuhi ambang batas pencalonan kepala daerah.
Karena itu, kami perlu komunikasi. Apakah Bu Khofifah (berpasangan) dengan Pak Emil atau dengan siapa. Kami komunikasi pertama dengan teman-teman KIM, kedua dengan parpol lain.
”Karena itu, kami perlu komunikasi. Apakah Bu Khofifah (berpasangan) dengan Pak Emil atau dengan siapa. Kami komunikasi pertama dengan teman-teman KIM, kedua dengan parpol lain,” ujarnya di Jakarta, Selasa (7/5/2024).
Demokrat dukung Khofifah-Emil
Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) Partai Demokrat Herman Khaeron mengakui, dari keempat parpol anggota KIM, mayoritas hanya memberikan rekomendasi kepada Khofifah. Hanya Demokrat yang memberikan rekomendasi sekaligus kepada Emil yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Jatim.
”Demokrat sudah mengeluarkan surat tugas kepada Bu Khofifah berpasangan dengan Mas Emil. Jadi, memang sejak awal kami sudah menetapkan pilihan Bu Khofifah dan Mas Emil untuk maju kembali,” ujarnya.
Demokrat sudah mengeluarkan surat tugas kepada Bu Khofifah berpasangan dengan Mas Emil. Jadi, memang sejak awal kami sudah menetapkan pilihan Bu Khofifah dan Mas Emil untuk maju kembali.
Herman berharap pasangan petahana itu bisa kembali maju pada Pilkada 2024. Ia menduga Khofifah sebagai kandidat gubernur juga tidak keberatan untuk berpasangan dengan Emil. ”Sampai saat ini, saya kira Bu Khofifah nyaman dengan Mas Emil, mudah-mudahan partai lain segera memutuskan hal yang sama,” ujarnya.
Meski demikian, Herman melanjutkan, keputusan untuk memilih calon wakil gubernur akan sangat bergantung pada keputusan Khofifah dan parpol-parpol pengusung lain. Demokrat pun akan menggencarkan komunikasi dengan KIM dan parpol lain yang juga dikabarkan juga akan mendukung Khofifah.
Salah satu parpol di luar KIM yang disebut bakal ikut mengusung Khofifah adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang pada Pilpres 2024 mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Bergabungnya PDI-P untuk mengusung Khofifah, kata Herman, bukan masalah bagi KIM. Keberadaan parpol pemenang Pemilu 2024 itu justru bisa memperbesar peluang kemenangan di Jatim.
Cermati kandidat potensial
PDI-P masih terus mencermati nama-nama yang bakal diajukan sebagai bakal calon gubernur di sejumlah wilayah strategis. Misalnya, di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Bali, Sulawesi Utara, Aceh, dan Papua.
Kami telah keluarkan surat tugas (kepada mereka) untuk terus melakukan langkah-langkah konsolidasi dalam rangka pilkada serentak.
Seiring dengan itu, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan, partainya juga telah menggelar rapat dengan para kepala daerah dari PDI-P yang dianggap berhasil menaikkan kursi di DPRD kabupaten/kota. Jumlahnyamencapai lebih dari 70 daerah.
”Kami telah keluarkan surat tugas (kepada mereka) untuk terus melakukan langkah-langkah konsolidasi dalam rangka pilkada serentak,” ucapnya.
Ahok-Anies Baswedan diusulkan ke PDI-P
Untuk Pilkada Jakarta, Hasto menyampaikan, ada sejumlah nama kandidat yang ada sedang digodok. Ia pun tak memungkiri Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Anies Baswedan adalah tokoh yang diusulkan kepada PDI-P untuk diusung sebagai bakal calon gubernur Jakarta.
Ada sejumlah nama kandidat yang sedang digodok. Ia pun tak memungkiri Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Anies Baswedan adalah tokoh yang diusulkan kepada PDI-P untuk diusung sebagai bakal calon gubernur Jakarta.
Menurut dia, Ahok dan Anies merupakan sosok yang mencerminkan karakter Indonesia. Sosok mereka pun sejalan dengan identitas PDI-P. ”Jadi kami, kan, partai demokrasi yang berkarakter Indonesia,” ujarnya.
Begitu pula untuk Pemilihan Gubernur Sumatera Utara, Hasto menyampaikan bahwa proses komunikasi politik terus dilakukan terhadap gubernur dan wakil gubernur petahana, yakni Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah alias Ijeck. Selain itu, partainya juga terus berkomunikasi dengan sejumlah kepala daerah dari PDI-P di tingkat kabupaten/kota yang memungkinkan untuk ditingkatkan kapasitasnya ke tingkat provinsi.
Terlepas dari itu, Hasto menegaskan, nama bakal calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah yang diusung PDI-P akan disaring melalui usulan dewan pimpinan cabang (DPC) dan dewan pimpinan daerah (DPD). ”Nama-nama akan tersaring sesuai dengan usulan dari daerah-daerah yang mohon maaf belum kami sebut karena masih melakukan proses pencermatan,” ucapnya.