Adakah Kurma Israel di Indonesia?
MUI mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak membeli produk yang terafiliasi dengan Israel, termasuk kurma.
Ramadhan merupakan bulan yang identik dengan buah kurma. Dalam ajaran Islam, buah khas Timur Tengah ini disunahkan untuk dikonsumsi saat berbuka puasa. Namun, pada awal Ramadhan ini, buah kurma menjadi perhatian cukup penting perihal adanya larangan mengonsumsi kurma Israel. Lantas adakah kurma Israel di pasaran Indonesia?
Pada awal puasa tahun ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak membeli produk yang terafiliasi dengan Israel, termasuk kurma. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto mengatakan, produk kurma buatan Israel hukumnya haram.
Imbauan itu tercantum dalam Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Palestina. Dengan memboikot produk-produk Israel, masyarakat dapat turut serta memperlemah kekuatan Israel. Harapannya agar Israel menghentikan agresinya di Gaza, Palestina.
Terkait larangan konsumsi produk Israel, khususnya kurma tersebut, Badan Pusat Statistik memastikan tidak ada kurma impor dari Israel yang masuk ke Indonesia. Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, BPS sudah melakukan konfirmasi kepada Bea Cukai dan pihak terkait perihal larangan kurma Israel masuk ke Indonesia. Amalia berkata, ”Tidak ada impor kurma dari Israel. Tidak ada sama sekali,”(Kompas.id, 16 Maret 2024).
Merujuk dari laporan BPS terkait “Data Ekspor Impor Nasional” dapat terlacak arus transaksi barang yang keluar masuk di Indonesia. Dengan memasukkan agregasi data berdasarkan kode HS (Harmonized System) maka akan terlihat data secara detail mengenai produk yang lalu lintas dalam perdagangan internasional Indonesia. Dengan memasukkan kode HS “08041000” yang didapat dari Custom Database maka akan tampak laporan komoditas kurma berbentuk segar ataupun kering yang memasuki Indonesia.
Tenang Saja, Dijamin Tak Ada Kurma Israel di Jakarta
Pada laporan BPS tersebut, setidaknya hingga Maret 2024 ini memang terlihat tidak ada komoditas kurma impor yang datang dari negara Israel. Kurma-kurma di pasaran Indonesia di suplai dari negara Algeria, China, Mesir, Iran, Irak, Lebanon, Liberia, Libya, Namibia, Oman, Pakistan, Palestina, Saudi Arabia, Tunisia, Uni Emirat Arab (UEA), dan Amerika Serikat (AS).
Untuk sementara, jumlah kurma yang diimpor Indonesia dari seluruh negara tersebut mencapai 7.400 ton senilai 13,66 juta dollar AS atau sekitar Rp 205 miliar. Nominal ini masih jauh dari nilai impor komoditas kurma Indonesia yang rata-rata dalam dua tahun terakhir lebih dari 80 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,2 triliun untuk mendatangkan lebih dari 50 ribu ton kurma setahun.
Khusus terkait impor kurma dari Israel, memang sejak tahun 2023 hingga saat ini, belum ada laporan tentang komoditas tersebut masuk ke pasar nasional. Kurma Israel terdata masuk ke Indonesia setidaknya pada tahun 2022. Itu pun jumlahnya relatif sangat sedikit yakni sekitar 135 kilogram dengan estimasi nilai impor 450 dollar AS atau hanya sekitar Rp 6,7 juta. Data impor kurma Israel ini juga tercatat dalam laporan tahun sebelumnya lagi dengan angka yang jauh lebih kecil, yakni hanya 2 kilogram senilai 18 dollar AS atau sekitar Rp 270.000.
Kecilnya nilai impor pada tahun 2022 dan 2021 tersebut mengindikasikan bahwa transaksi bisnis kurma secara langsung dengan Israel itu memang sangat minim. Bisa jadi, adanya laporan impor kurma dari Israel itu pun kemungkinan tidak langsung bertransaksi dengan pihak penjual dari Israel. Melainkan, transaksi perdagangan di suatu negara yang pada akhirnya turut serta mengirimkan produk kurma Israel itu ke Indonesia. Bisa terjadi karena ketidaksengajaan, ataupun memang karena adanya permintaan terhadap komoditas khusus dari Israel yang diminta oleh importir Indonesia.
Pemasaran kurma global
Berdasarkan data oec.world, terlihat tata niaga kurma secara global pada tahun 2022 mencapai 2,07 miliar dollar AS atau sekitar Rp 31 triliun. Dari 140 negara eksportir, setidaknya ada 7 negara dengan nilai ekspor terbesar komoditas kurma di dunia. Secara berurutan, ke-7 negara itu adalah Arab Saudi, UEA, Tunisia, Israel, Iran, Algeria, dan Irak. Ketujuh negara ini memiliki nilai ekspor kurma masing-masing di atas 100 juta dollar AS atau lebih dari Rp 1,5 triliun. Bahkan, nilai ekspor kurma Arab Saudi lebih dari 330 juta dollar AS atau kisaran Rp 5 triliun.
Tingginya nilai ekspor kurma di wilayah Timur Tengah tersebut terkait erat dengan topografi wilayah yang sesuai untuk budidaya tanaman kurma. Dengan demikian, produksi kurma di kawasan itu sangat berlimpah sehingga dapat di ekspor ke luar negeri.
Baca juga: Jelang Ramadhan, Pedagang Kurma Tanah Abang Raup ”Cuan”
Seluruh komoditas kurma yang di produksi berbagai negara di dunia terserap oleh pasar global. Ada sejumlah negara yang memiliki permintaan yang sangat tinggi secara internasional. Terlihat dari besarnya nilai impor yang dibelanjakan untuk mendatangkan komoditas itu.
Berdasarkan data oec.world pada tahun 2022, setidaknya ada 10 negara yang memiliki nilai impor kurma terbesar secara global. Secara berurutan, ke-10 negara itu adalah India, Maroko, UEA, Perancis, Kuwait, AS, Indonesia, Jerman, Inggris, dan Turki. Ke-10 negara ini rata-rata mengimpor kurma lebih dari 60 juta dollar AS atau kisaran Rp 1 triliun dalam setahun. Bahkan, negara-negara seperti India dan Maroko nilai impornya lebih dari 200 juta dollar AS atau lebih dari Rp 3 triliun.
Hal yang menarik dalam tata niaga global tersebut adalah keterkaitan antarnegara dengan negara lainnya dalam upaya memperoleh keuntungan yang besar. Ada sejumlah negara yang mengimpor komoditas kurma dari asing dan selanjutnya komoditas impor itu di ekspor lagi ke negara lainnya.
Hal semacam itu berlaku umum dalam konteks perdagangan demi memenuhi permintaan konsumen. Apabila produksi di suatu negara terbatas, maka produsen di negara bersangkutan meminta kiriman produk dari negara lainnya untuk menambah stok di dalam negeri. Apabila stok telah mencukupi dan berlimpah maka komoditas itu selanjutnya dapat di dorong ke konsumen di negara lainnya lagi.
Baca juga: Negara Penghasil Si Manis Kurma
Khusus terkait dengan tata niaga kurma Israel dan Indonesia, kedua negara ini tidak berinteraksi dalam transaksi secara langsung. Namun, ada kemungkinan terjadi transaksi impor dari suatu negara yang di dalamnya terdapat sebagian komoditas kurma dari Israel. Misalnya, Indonesia mengimpor kurma dari AS, India, Palestina, dan Turki yang kebetulan ke-4 negara ini memiliki transaksi impor kurma dari Israel secara langsung. Dengan demikian, konsumen Indonesia dapat secara tidak langsung membeli kurma produksi negara Israel.
Kemungkinan tersebut sangat mungkin terjadi, mengingat Israel termasuk salah satu eksportir kurma terbesar di dunia. Pada tahun 2022, posisinya menempati urutan ke-4 secara global dengan nilai transaksi pengiriman barang mencapai 225 juta dollar AS. Sebagian besar kurma Israel di ekspor ke kawasan Eropa dan AS, termasuk Palestina yang kini tengah berseteru dengan Israel.
Selanjutnya, untuk Indonesia sebagian besar impor kurma didatangkan langsung dari sejumlah negara Timur Tengah seperti Mesir, Tunisia, UEA, Arab Saudi, Algeria, Palestina, Libya, dan Jordania. Indonesia juga mendatangkan impor kurma dari AS, Turki, dan India.
Pola impor Indonesia pada tahun 2022 itu sebagian besar dilakukan kembali pada tahun 2023 dan 2024 ini. Jadi, ada kemungkinan komoditas impor yang didatangkan dari sejumlah negara tersebut mengandung sebagian kurma dari Israel. Terutama yang didatangkan dari sejumlah negara yang memiliki perdagangan internasional langsung dengan Israel seperti AS, Turki, India, dan Palestina.
Baca juga: Tips Memilih Kurma Terbaik, Semakin Sedikit Kerutan Semakin Segar
Bila hal tersebut memang terjadi, sejatinya bukan karena faktor kesengajaan. Tata niaga yang dilakukan Indonesia secara langsung tetap mengacu pada negara-negara yang menjadi mitra dagangnya. Bukan pada negara yang menjadi obyek pengecualian seperti halnya Israel.
Tidak ada kesengajaan dari importir untuk mendatangkan kurma Israel itu ke Indonesia. Bentuk imbauan boikot semua produk Israel yang difatwakan MUI lebih pada aksi untuk mengurangi pendapatan negara Israel yang saat ini tengah berkonflik dengan Palestina. Harapannya, dengan memboikot semua produk Israel itu, perang antara Israel-Palestina dapat segera mereda seiring dengan surutnya sumber pendapatan negara yang berfungsi sebagai amunisi peperangan. (LITBANG KOMPAS)